Chicago (ANTARA) - Emas menguat tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), bangkit dari penurunan selama empat hari berturut-turut, didukung oleh penurunan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, dengan investor berhati-hati mengamati perkembangan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 34 dolar AS atau 1,78 persen, menjadi ditutup pada 1.943,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (16/3/2022), emas berjangka tergelincir 20,5 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.909,20 dolar AS.
Baca juga: Harga emas naik di Asia, dolar yang melemah angkat daya tarik logam mulia
Emas berjangka juga anjlok 31,1 dolar AS atau 1,59 persen menjadi 1.929,70 dolar AS pada Selasa (15/3/2022), setelah merosot 24,2 dolar AS atau 1,22 persen menjadi 1.960,80 dolar AS pada Senin (14/3/2022), dan jatuh 15,4 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.985,00 dolar AS pada Jumat (11/3/2022).
Dengan dolar yang lebih lemah dan situasi Ukraina masih menjadi latar belakang, orang-orang mulai menumpuk emas lagi, kata Miguel Perez-Santalla, kepala penjualan dan pemasaran perdagangan di Heraeus Metals Management di New York.
Tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang disebut Rusia "operasi militer khusus", telah membantu lonjakan saham-saham global minggu ini, tetapi Kremlin mengatakan belum ada kesepakatan.