Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), bangkit dari penurunan sehari sebelumnya saat dilanda aksi ambil untung, karena meningkatnya konflik Rusia dan Ukraina dan melonjaknya inflasi menjaga permintaan terhadap aset safe-haven emas tetap kuat.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 13,6 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 1.935,90 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas jatuh 21,5 dolar, karena imbal hasil obligasi dan saham pulih
Harga emas berjangka tergelincir 21,5 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.922,30 dolar AS pada Rabu (2/3/2022), setelah melonjak 43,1 dolar AS atau 2,27 persen menjadi 1.943,80 dolar AS pada Selasa (1/3/2022), penyelesaian tertinggi dalam 13 bulan.
"Emas sebagian besar telah diperdagangkan di bawah dukungan berita utama Ukraina-Rusia, tetapi juga mulai menghidupkan kembali hubungannya dengan imbal hasil riil menjelang pertemuan FOMC Maret," tulis Analis Standard Chartered, Suki Cooper, dalam sebuah catatan.
"Ekspektasi kenaikan suku bunga telah dikurangi dan kami terus memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada Maret. Seiring dengan pelarian ke tempat yang aman, konflik memiliki implikasi untuk pasar fisik karena Rusia memulai kembali pembelian emas bank sentral."
Harga emas terkerek 13,6 dolar dipicu krisis Ukraina dan melonjaknya inflasi
Jumat, 4 Maret 2022 8:20 WIB