Perusahaan minyak dan gas besar, termasuk BP dan Shell PLC, telah mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usaha patungan Rusia, sementara TotalEnergies SA mengatakan tidak akan menginvestasikan modal lebih lanjut dalam operasinya di Rusia.
Pemasok minyak global terbesar, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, belum mengisyaratkan keinginan untuk meningkatkan produksi melebihi perkiraan kenaikan 400.000 barel per hari (bph) pada April, meskipun ada permohonan dari Amerika Serikat dan lain-lain.
Baca juga: Harga minyak melonjak, saham merosot, rubel jatuh karena sanksi keras Rusia
Kelompok ini akan bertemu pada Rabu untuk pertemuan bulanan.
"Janji dari OPEC+ untuk meningkatkan pasokan sejauh ini merupakan janji tertulis," kata Louise Dickson, analis pasar minyak senior di Rystad Energy, mencatat bahwa anggota kesepakatan OPEC+ yang berpartisipasi sebenarnya memproduksi sekitar 800.000 barel per hari di bawah level target yang dinyatakan, menambah kekurangan dalam pasokan global.
Kontrak berjangka untuk Brent dan WTI hingga Oktober berada dalam apa yang disebut Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho, "super-backwardation" dengan setiap bulan diperdagangkan setidaknya 1 dolar AS per barel di bawah bulan sebelumnya.
Harga minyak melonjak tujuh persen karena rilis cadangan global mengecewakan
Rabu, 2 Maret 2022 7:48 WIB