Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah seiring jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia yang melewati puncak gelombang 2 lalu.
Rupiah bergerak melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.259 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.256 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah terus menguat didukung redanya tensi geopolitik di Eropa Timur
"Di pembukaan pagi ini pasar kelihatannya mengantisipasi kasus COVID-19 di Tanah Air yang melewati puncak gelombang kedua tahun lalu," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (16/2) kemarin mencapai 64.718 kasus sehingga total kasus mencapai 4,97 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 6.130 kasus.
"Selain itu eskalasi ketegangan antara Rusia dan NATO di mana kemarin Pemerintah AS mengatakan bahwa Rusia tidak benar-benar menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina, malah menambah pasukan, juga menjadi penekan aset berisiko seperti rupiah," ujar Ariston.Kendati demikian, lanjut Ariston, secara keseluruhan aset berisiko pasar keuangan global pagi ini tidak semuanya mendapatkan sentimen negatif
"Jadi tetap ada peluang penguatan untuk rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.230 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.
Pada Rabu (16/2) lalu, rupiah ditutup menguat 44 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.256 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.300 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah lanjut menguat seiring meredanya ketegangan Rusia-Ukraina
Baca juga: Kurs Rupiah menguat didukung surplus neraca perdagangan Januari