ANTARAJAWABARAT.com, 19/11 - Sebanyak tigapuluh komunitas sepeda se-Indonesia akan berkumpul dalam Jambore Mountain Bike (MTB) Indonesia di Gunung Kareumbi pada 17-18 Desember 2011.
Kegiatan yang diselenggarakan Pengelola Kawasan Konservasi Gunung Kareumbi Cicalengka bersama dengan Pecinta Sepeda Gunung Nusantara ini ditujukan untuk memfasilitasi kegiatan bersama antar pegiat sepeda MTB di Indonesia.
"Hingga saat ini sudah ada sekitar 30 komunitas sepeda yang menyatakan akan bergabung dalam kegiatan ini. Komunitas tersebut di antaranya berasal dari Bandung yang terjauh itu berasal dari Palu dan Manado, ada pula dari Jawa Timur," kata Ketua Panitia Jambore Trinovi Senapi kepada wartawan Bandung, Jumat.
Trinovi menuturkan, selain untuk ajang silaturahmi bagi para pegiat sepeda, jambore ini juga bertujuan untuk mengajak sekaligus mengingatkan para pesepeda untuk kembali ke alam.
"Jambore ini tidak melulu menjadi ajang pertemuan para pesepeda saja, tapi juga mengajak mereka untuk lebih mencintai alam," katanya.
Selain itu, lanjut Trinovi, pihaknya juga akan memperkenalkan MTB Trail dengan berbagai level jalur yang ada di dalam kawasan hutan tersebut.
"Kami ingin memperkenalkan Masigit Kareumbi Bike Park sebagai area kegiatan bersepeda 'Cross Country' dan 'adventure track' di dalam hutan Gunung Kareumbi," tuturnya.
Jambore selama dua hari ini akan diisi dengan sejumlah kegiatan, di antaranya Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami), talkshow mengenai sepeda dan lingkungan, dan berbagai kompetisi sepeda, seperti MTB Fun Racing dan pertandingan persahabatan.
Dalam kesempatan tersebut juga sekaligus akan diluncurkan 'Masigit Kareumbi Mountain Bike Park' yang menyediakan arena terlengkap di Indonesia, mulai dari jenis Cross Country, Down Hill, hingga 'adventure'.
"Kawasan Masigit Kareumbi akan menjadi MTB Park terlengkap di Indonesia atau sebagai 'one stop outdoor activity'. Rencananya kami akan menggelar acara rutin dengan skala yang lebih besar, nasional dan internasional," tutur Trinovi.
Pihak Pengelola Kawasan Konservasi Gunung Kareumbi, Remi Tjahari menuturkan, dari sisi konservasi kegiatan jambore ini dapat mendatangkan daya tarik bagi masyarakat untuk turut serta dalam program lingkungan.
"Kami menyiapkan dua program, yaitu pemulihan habitat bagi sejumlah binatang dan program wali pohon," kata Remi.
Wali pohon merupakan program penanaman pohon di kawasan hutan yang kosong seluas 600 hektare. Baik perorangan maupun organisasi bisa turut menanam pohon hanya dengan menyumbang sebesar Rp 50.000 sebagai biaya bibit pohon dan perawatan.
"Siapa pun yang mengikuti program wali pohon ini akan mendapatkan sertifikat sebagai wali. Intinya melalui kegiatan ini kami juga sekaligus mengkampanyekan penanaman pohon," ungkap Remi.
Remi mengatakan, penanaman pohon di kawasan Hutan Kareumbi ini bisa berguna bagi pengendalian air DAS Citarum. "Selain itu juga dari segi ketersediaan oksigen. Perlu diingat bahwa 1 pohon bisa menghidupi 2 orang," lanjutnya.
achie