Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan diprediksi masih akan melemah dipengaruhi pergerakan imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat.
Rupiah pada pagi hari ini bergerak menguat 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.356 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.391 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah melemah dipicu sinyal The Fed percepat kenaikan suku bunga
"Rupiah akan kembali dipengaruhi oleh sentimen global, terutama dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil US treasury tenor 10 tahun yang kemarin terus mengalami kenaikan, dan sempat menembus level 1,75 persen pada posisi intraday," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Rully menyampaikan rupiah masih akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan di pasar global, terutama terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih cepat.
Pagi ini, rupiah terlihat menguat. Menurut Rully hal tersebut lebih dipengaruhi faktor teknikal.
Kurs Rupiah jelang akhir pekan diprediksi masih akan melemah
Jumat, 7 Januari 2022 10:27 WIB