ANTARAJAWABARAT.com, 9/10 - Balai Pengelolan Museum Negeri Sri Baduga Bandung menggelar "Pameran Kriya Awi" di Bandung Indah Plaza Kota Bandung 11-16 Oktober 2011.
"Museum Kriya Awi ini merupakan pameran koleksi Museum Sri Baduga. Tahun ini pertama kalinya digelar pameran benda bersejarah di mall-mall sebagai upaya mendekatkan dan mensosialisasikan Museum Sri Baduga kepada masyarakat," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Herdiwan I Suranta di Bandung, Minggu.
Selama ini pameran barang-barang purbakala dan koleksi lainnya selalu digelar di Museum, namun Jabar melakukan terobosan dengan menggelar di tempat umum sehingga Museum itu menjadi dikenal oleh masyarakat. Pengunjung mall diharapkan bisa semakin dekat dan berminat untuk berkunjung ke Museum Sri Baduga.
Herdiwan menuturkan pameran ini diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk memperkenalkan budaya Jawa Barat melalui koleksi Museum Negeri Sri Baduga . Dengan begitu, masyarakat dapat mengenal budaya Jawa Barat yang pada akhirnya dapat mencintai dan memanfaatkan museum sebagai lembaga untuk mencari pengetahuan sambil berekreasi.
"Koleksi yang akan ditampilkan berupa koleksi-koleksi yang terbuat dari bahan bambu, yang sudah di koleksi sejak tahun 1974 dan pada tahun tersebut berbarengan dengan dimulainya pembangunan gedung Museum Negeri Sri Baduga,? kata Herdiwan.
Menurut Herdiwan, tema pameran kriya bambu dimunculkan, ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat Jawa Barat, yang sejak dulu sangat erat dengan tanaman bambu. Jawa Barat dikenal memiliki tanaman bambu dengan jenis bambu lebih dari 50 persen dari jumlah jenis bambu yang ada di dunia.
"Dengan kekayaan yang kita miliki maka tidak heran bila dahulu kehidupan masyarakat Jabar sangat erat dengan bambu atau awi dalam bahasa sunda,? katanya.
Tanaman bambu memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan khususnya Jawa Barat. Tidak ada satu jenis tanaman pun yang mempunyai fungsi serba guna sebagaimana halnya bambu. Jenis-jenis awi yang tumbuh di daerah Jawa Barat yang akrab dikenal masyarakat yaitu, awi bitung, awi temen, awi gombong, awi tali, awi haur, awi tamiang dan awi lengka.
Kini, pemanfaatan awi atau bambu mulai digalakkan kembali khususnya oleh masyarakat dunia yang sudah mengenal modernisasi. Bambu merupakan bahan baku untuk arsitektur bangunan, maupun hasil karya kreatifitas masa kini.
"Bambu memiliki keunggulan sebagai bahan baku yang sangat bermanfaat, yang tahan lama dan tahan gempa," kata Herdiwan.