New York (ANTARA) - Harga minyak merosot pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang prospek ekonomi di importir minyak terbesar dunia menyusul penurunan peringkat terhadap dua pengembang properti China, dan setelah beberapa pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memerangi varian Omicron dari virus corona.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari jatuh 1,40 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi menetap di 74,42 dolar AS per barel, mundur dari tertinggi sesi di 76,70 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik, ketakutan dampak Omicron berkurang, persediaan AS turun
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari berkurang 1,42 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi berakhir di 70,94 dolar AS per barel setelah mencapai tertinggi sesi di 73,34 dolar AS per barel.
Pada Kamis (9/12/2021), lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat pengembang properti China Evergrande Group dan Kaisa Group ke status "restricted default", dengan mengatakan mereka telah gagal membayar obligasi luar negeri, sementara sebuah sumber mengatakan bahwa Kaisa telah mulai bekerja untuk merestrukturisasi utang luar negeri senilai 12 miliar dolar AS.
Berita itu "memperburuk kekhawatiran pertumbuhan PDB China dan pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pembelian minyak dari pelanggan minyak mentah terbesar dunia," kata analis Rystad Energy Louise Dickson.