Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terseret dolar AS dan imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menguat, meskipun kenaikan inflasi dan ketidakpastian atas varian virus Corona, Omicron membatasi kerugian.
Sementara investor fokus pada data harga konsumen AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Baca juga: Harga emas stabil di sesi Asia, investor perkirakan tapering Fed lebih cepat
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, merosot 4,4 dolar AS atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 1.779,50 dolar AS per ounce. Di pasar spot, harga emas juga jatuh 0,30 persen menjadi diperdagangkan pada 1.778,09 dolar AS per ounce pada pukul 18.42 GMT.
Akhir pekan lalu, Jumat (3/12), emas berjangka melonjak 21,2 dolar AS atau 1,2 persen menjadi 1.783,90 dolar AS, setelah anjlok 21,60 dolar AS atau 1,2 persen menjadi 1.762,70 dolar AS pada Kamis (2/12), dan terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu (1/12).
Dolar AS yang menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun AS berbalik naik. Kenaikan imbal hasil obligasi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga.
Harga emas tergelincir terseret dolar menguat dan imbal hasil obligasi AS
Selasa, 7 Desember 2021 6:14 WIB