Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat yang juga Komandan Satuan Tugas Citarum Harum M Ridwan Kamil memastikan luas genangan akibat banjir di Hulu Citarum, Kabupaten Bandung berkurang signifikan dari 370 hektare menjadi 70 hektare berkat dibangunnya sejumlah infrastruktur pengendali banjir seperti Sodetan Cisangkuy.
"Jadi yang biasanya 370 hektare yang rutin beritanya berhari-hari. Insya allah tahun depan sudah berkurang tinggal 70 hektare,” kata Ridwan Kamil seusai meninjau lokasi Sodetan Cisangkuy, Kabupaten Bandung, Senin.
Infrastruktur pengendali banjir lainnya yang dibangun untuk mencegah banjir di Bandung Raya seperti Kabupaten Bandung adalah Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung.
Ridwan Kamil memastikan pihaknya terus bekerja agar persoalan banjir di wilayah Bandung Raya bisa dituntaskan, salah satunya dengan rutin memantau progres penanganan banjir di lapangan.
Kunjungan ke lokasi Sodetan Cisangkuy sekaligus untuk menata persiapan adanya rencana Presiden Joko Widodo melihat langsung kemajuan penanganan DAS Citarum yang saat ini dikategorikan cemar ringan dan sudah jauh lebih bersih.
Cisangkuy dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Sodetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 215 meter kubik per detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk, Kabupaten Bandung sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.
Menurut dia, dari aspek penanganan banjir, berkat dukungan dari Presiden, kementerian dan kerja keras pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta BBWS Citarum dampak banjir mulai bisa dikurangi.
Pihaknya mengaku tidak bisa memastikan Kawasan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dan sekitarnya bebas banjir 100 persen karena fenomena ini tidak hanya disebabkan melimpahnya air saat musim hujan.
"Kita belum bisa bilang 100 persen bebas banjir karena itu menurut saya takabur. Fenomena air ini tidak melulu apa yang air kita lihat sehari-hari. Tapi ada yang mempengaruhi seperti global warming yang mempengaruhi sehingga Insya Allah, beritanya banjir berkurang luar biasa dari 370 tinggal 70-an hektare," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga mengaku mewawancarai sejumlah warga yang mengatakan saat ini ketinggian banjir sudah mulai berkurang.
Menurutnya kabar baik ini diharapkan bisa terus berlanjut hingga akhir musim hujan mendatang, khususnya dengan efektifitas Sodetan Cisangkuy yang menelan biaya pembangunan Rp800 miliar.
Proyek ini menyodet Sungai Cisangkuy yang biasanya mengarah ke permukiman warga di Dayeuhkolot, kini menjauhi pemukiman.
"Jadi ini melengkapi retensi Cieunteung, kemudian kolam retensi Andir insyaallah akhir tahun selesai dengan folder-folder, mudah-mudahan dalam setahun dua tahun berita baik," tuturnya.
Baca juga: Menag sampaikan kesiapan pemberangkatan jamaah umrah kepada Gubernur Makkah
Baca juga: Gubernur pastikan UMP 2022 Jabar naik
Baca juga: Gubernur Jabar bangga atas penyelenggaraan DBL West Java Series 2021