ANTARAJAWABARAT.com,29/8 - Memasuki H-1 Lebaran iring-iringan sejumlah pemudik yang menggunakan kendaraan Bajaj dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah masih melintasi daerah Cirebon, sedangkan kepadatan arus lalu lintas kini mulai menurun dibandingkan sebelumnya.
Sutarno salah seorang pemudik Bajaj di Kota Cirebon kepada wartawan, Senin, mengatakan perjalanan mudik dengan Bajaj dari Jakarta hingga tiba di daerah pantura Cirebon cukup melelahkan karena kecepatan kendaraan roda tiga terbatas paling kurang dari 40 kilometer per jam.
"Memasuki H-1 rombongan pemudik bajaj dari Jakarta masih mewarnai arus mudik sepanjang jalur utama pantura Kabupaten Cirebon, mereka sengaja berangkat mendekati lebaran karena pengalaman tahun sebelumnya kepadatan arus kendaraan bisa dihindari," katanya.
Perjalanan dari Jakarta menuju pantura Karawang mulai padat merayap setelah di Kabupaten Subang arus lancar ramai, melintasi Kabupaten Indramayu perjalanan normal, hanya di Kabupaten Cirebon terjebak kemacetan di pasar Pesalaran Plered, akibat pasar tumpah dimana sebagai pedagang menempati bahu jalan.
Menurut dia, penyebab terhambatnya perjalanan bajaj melintasi Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon masih pasar tumpah karena mereka parkir sembarang mengahalangi pemudik selain itu pedagang dadakan baik yang menjajakan pakaian juga sandal dan makanan posisinya berada di bahu jalan, ditambah lalu lalang pembeli yang jumlahnya cukup padat.
Sementara itu Sunaryo salah seorang pemudik bajaj lain di warung dadakan Kabupaten Cirebon kepada wartawan di Cirebon, mengatakan, perjalanan kendaraan roda tiga dari Jakarta cukup melelahkan meski kepadatan arus mudik sepanjang jalur pantura mulai terurai dibandingkan sebelumnya.
Penyebab lelahnya mudik dengan bajaj kondisi mesin bajaj tersebut sudah usia tua, sehingga terpaksa harus sering istirahat untuk mendinginkan mesin supaya tenaganya kembali prima, selain itu kecepatan bajaj kurang maksimal hanya 40 kilo meter per jam.
"Kecepatan kendaraan bajaj hanya kurang dari 40 kilometer per jam, sedangkan jarak tempuh Jakarta hingga tiba di daerah Kabupaten Cirebon kurang dari 270 kilometer, butuh waktu panjang namun mudik dengan bajaj terasa menyenangkan,"katanya.
Mudik dengan bajaj penumpang dan pengemudi tidak terlalu panas karena bajaj terbuka sehingga keluar masuk udara masih lancar, berbeda dengan kendaraan roda empat tertutup mesti harus menyalakan mesin pendingin (AC) melintasi pantura karena cuacanya cukup panas.
Menurut dia, kecepatan kendaraan bajaj tidak secepat kendaraan roda dua, namun perjalanan mudik terasa cukup aman dan terhindar dari angin pantura yang cukup kencang, seluruh anggota keluarga bisa mudik bersama karena muatan bajaj cukup banyak bisa empat orang, ditambah barang bawaan untuk oleh-oleh di kampung halaman.
"Mudik menggunakan bajaj sudah dijalani kurang dari 10 tahun,sejak dirinya merantau ke Jakarta kemudian menjadi sopir bajaj, awal mudik tahun 2001 kecepatan bajaj bisa mencapai kurang dari 60 kilometer per jam, namun bertambahnya usia kendaraan tersebut kini kecepatan bajaj semakin berkurang, namun bagi pemudik yang penting selamat sampai tujuan," katanya.***4***
Enjang S
LEBARAN - H-1 PEMUDIK BAJAJ MASIH MELINTASI CIREBON
Senin, 29 Agustus 2011 15:35 WIB