Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah, namun pelaku pasar masih optimistis terhadap perekonomian Indonesia.
Rupiah sore ini ditutup melemah 24 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.278 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.254 per dolar AS.
"Menurut saya pelemahan rupiah terhadap dolar masih tergolong minimal dibandingkan mata uang lainnya. Istilahnya resilient. Mencerminkan pasar masih cukup optimis akan perekonomian Indonesia," kata analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Selain itu, lanjut Lukman, data neraca perdagangan Oktober 2021 yang akan dirilis pada awal pekan depan juga diperkirakan akan mengalami surplus yang besar yaitu lebih dari 5 miliar dolar AS.
"Tentunya juga dari perkembangan yang semakin baik dari kasus COVID-19," ujar Lukman.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (9/11/2021) kemarin mencapai 480 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 14 kasus sehingga totalnya mencapai 143.592 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 531 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 9.537 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 127,34 juta orang dan vaksin dosis kedua 80,95 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada Kamis pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.292 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.263 per dolar AS hingga Rp14.310 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.288 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah terkoreksi usai rilis data inflasi AS
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi melemah 43 poin
Baca juga: Kurs Rupiah melemah tipis seiring pelaku pasar cermati data inflasi AS