Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi terkoreksi usai rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) tadi malam.
Rupiah pagi ini melemah 43 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.297 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.254 per dolar AS.
"Pasar pada hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya data inflasi AS yang mengalami kenaikan signifikan pada bulan Oktober 2021 menjadi 6,2 persen, tertinggi dalam 30 tahun," kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Menurut Rully, hal tersebut berdampak kepada kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun dan kemungkinan besar akan berdampak kepada pergerakan dolar hari ini.
"Untuk hari ini mungkin rupiah masih tertekan dan bergerak pada rentang Rp14,205 dan Rp14.286," ujar Rully.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (9/11) kemarin mencapai 480 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 14 kasus sehingga totalnya mencapai 143.592 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 531 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian total kasus aktif COVID-19 mencapai 9.537 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 127,34 juta orang dan vaksin dosis kedua 80,95 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Pada Rabu (10/11) rupiah ditutup melemah 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.254 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.250 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi melemah 43 poin
Baca juga: Kurs Rupiah melemah tipis seiring pelaku pasar cermati data inflasi AS
Baca juga: Kurs Rupiah diperkirakan cenderung melemah di tengah ancaman inflasi AS