Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ditutup menguat dipimpin sektor transportasi dan sektor keuangan.
IHSG menguat 50,51 poin atau 0,77 persen ke posisi 6.632,3. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,6 poin atau 0,27 persen ke posisi 950,57.
"Katalis positif bagi IHSG hari ini yaitu menguatnya indeks di bursa Wall Street seiring solidnya data nonfarm payroll pada bulan Oktober," tulis Tim Riset Indo Premier Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Senin.
Katalis positif lainnya yaitu kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, timah, emas, dan batu bara.
Dibuka menguat, IHSG terus berada di zona hijau hingga sesi pertama perdagangan saham berakhir. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 1,66 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor barang konsumen non primer masing-masing 1,61 persen dan 0,4 persen.
Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi dan sektor kesehatan masing-masing sebesar minus 1,07 persen dan minus 0,15 persen
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp463,46 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.295.205 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,3 miliar lembar saham senilai Rp11,7 triliun. Sebanyak 283 saham naik, 224 saham menurun, dan 167 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 104,52 poin atau 0,35 persen ke 29.507,05, indeks Hang Seng turun 106,74 poin atau 0,43 persen ke 24.763,77, dan indeks Straits Times naik 22,23 atau 0,69 persen ke 3.264,57.
Baca juga: IHSG BEI awal pekan berpeluang menguat ikuti kenaikan bursa global
Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka menguat 17,62 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring perlambatan ekonomi kuartal III