Dubai (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi program Keluarga Migran Indonesia (KAMI) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) yang mengalokasikan dana Corporate Social Responsible (CSR) senilai Rp5 miliar.
Dana tersebut adalah program pemberdayaan yang nantinya terbagi untuk bantuan pendidikan, bantuan pelatihan wirausaha, serta bantuan alat usaha untuk para pekerja migran di Dubai dan Abu Dhabi.
"Kami tentunya mengapresiasi langkah sosialnya. Kami berharap program ini dapat bermanfaat untuk para saudara kita dan memacu semangat mereka untuk lebih produktif di luar negeri," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Dubai, Jumat.
Adapun, prosesi penyerahan bantuan dilaksanakan langsung di kantor KJRI di Dubai oleh Direktur Utama BNI Royke Tumilaar kepada Konsul Jenderal (Konjen) Indonesia di Dubai, Kartika Candra Negara
Acara ini pun disaksikan secara langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Erick menuturkan Indonesia memiliki jaringan pekerja migran sangat kuat yang tersebar di seluruh dunia. Pekerja migran ini tak hanya memberi manfaat kepada negara yang mereka tinggali, tetapi juga Indonesia.
Tak sedikit keluarga di Indonesia selalu mendapat kiriman remitansi yang sangat kuat untuk menyambung dan bahkan meningkatkan taraf hidup.
Dia menuturkan pemerintah terus mendukung penuh semua perjuangan para PMI di semua belahan penjuru dunia. Kementerian BUMN mengerahkan semua kemampuan agar dapat selalu mempermudah perjuangan saudara di luar negeri.
Lebih lanjut, Erick menyampaikan Kementerian BUMN terus berperan aktif mendorong semua perusahaan pelat merah go global dan mempererat hubungan usahanya di luar negeri.
"Bank BNI ini pun ikut mengambil peran strategis dengan membantu transaksi, garansi, hingga penyediaan jasa pembiayaan. Bank BNI saat ini sudah memiliki 6 kantor cabang di luar negeri. Kantor cabangnya pun mencakup hampir semua negara di dunia," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Royke memaparkan dana CSR Rp5 miliar ditujukan bagi program pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Program ini diharapkan dapat menjadi modal dalam membangun kapabilitas dan kapasitas bagi usaha para pekerja Migran Indonesia di Dubai dan Abu Dhabi, baik bagi pelaku usaha yang telah berjalan, maupun bagi yang baru akan memulai.
"Sehingga bagi yang telah berjalan, usahanya diharapkan dapat berkembang dan memperluas target pemasarannya, bahkan hingga mencapai pasar global. Sedangkan bagi yang baru memulai, diharapkan dapat memiliki kemampuan dasar dalam membangun usaha yang baik," tuturnya.
Di samping itu, Royke menuturkan BNI diarahkan untuk dapat menjadi bank dengan kapabilitas bisnis Internasional yang unggul.
Perseroan pun terus menguatkan perannya sebagai agent of development, termasuk mendukung pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia di luar negeri.
Di tengah hal tersebut, BNI memandang bahwa pelaku UMKM merupakan salah satu segmen strategis yang menjadi prioritas BNI untuk turut dikembangkan.
Dengan jumlah pelaku UMKM yang sangat besar, yakni sekitar 60 Juta, UMKM Indonesia merupakan salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya bagi pelaku UMKM di dalam negeri, tetapi juga bagi pelaku UMKM Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Melalui berbagai layanan perbankan yang terintegrasi, Royke menyampaikan perseroan siap untuk memfasilitasi pengembangan bisnis dan usaha bagi seperti diaspora, masyarakat Indonesia di luar negeri, serta perusahaan Indonesia-related.
"Kami juga mengundang kepada para pelaku usaha tersebut, agar dapat mengoptimalkan jaringan Kantor Cabang Luar Negeri BNI dan juga keberadaan agen remitansi yang tersebar di berbagai kota dunia. Kami berharap, melalui layanan yang kami siapkan, BNI dapat menjadi mitra layanan keuangan utama dalam setiap aktivitas ekonomi masyarakat, baik di dalam maupun luar Negeri," tutupnya.
Baca juga: BNI bersama MadeinIndonesia.com fasilitasi ekspor tuna beku ke Thailand
Baca juga: BNI dan Pertamina Lubricants kerja sama fasilitasi 'distributor financing'