ANTARAJAWABARAT.com,19/7 - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengapresiasi upaya yang dilakukan Cimahi karena menganggap Komite Inovasi Daerah yang dimiliki Kota Cimahi, Jawa Barat, merupakan yang pertama di Indonesia.
Selain itu, Cimahi merupakan daerah yang paling aktif melakukan interaksi dengan BPPT dalam rangka mengembangkan konsep pembangunan yang dimilikinya, kata Kepala BPPT Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar usai menghadiri "launching" Dokumen Strategi Inovasi Daerah Kota Cimahi di aula Gedung A Pemkot Cimahi, Selasa.
"Selama ini yang ada Komite Inovasi Nasional bukan daerah. Padahal, konsep pembangunan sekarang sudah ada otonomi daerah dimana yang menjalankan roda pembangunan daerah bukan pusat. Makanya, Komite Inovasi Daerah harus ada. Kita pun mengapresiasinya," ujarnya.
Diharapkannya, Komite Inovasi Daerah bisa melibatkan semua stakeholer Kota Cimahi dari berbagai kalangan mulai dari Perguruan Tinggi, seniman, tokoh masyarakat dan para pemuda kreatif. Lebih lanjut disampaikannya, pelaksanaan Komite Inovasi Daerah ini untuk tidak lupa melakukan evaluasi secara berjenjang.
"Dengan cara evaluasi akan diketahui, apa saja yang perlu dilakukan dan perlu diperbaiki dalam mengejar ketertinggalan pembangunan Kota Cimahi. Dengan begitu, pencapaian kesejahteraan bagi warga masyarakat bisa terwujud," ujarnya.
Sementara itu, Wali kota Cimahi, Itoc Tochija mengatakan, Dokumen Strategi Inovasi Daerah Cimahi yang terdiri dari tujuh bab itu merupakan penjabaran dari Komite Ekonomi Nasional yang telah mengingatkan bahwa daerah di Jawa Barat itu tidak bisa lagi mengandalkan pada sumber daya alam.
"Daya kreatifitas menjadi satu-satunya yang harus dilakukan oleh semua daerah termasuk Cimahi. Dan sejak awal Cimahi sendiri memang tidak mengandalkan pada kekayaan alam, akan tetapi kemampuan manusianya," ujarnya.
Menurut Itoc, Dokumen Strategi Sistem Inovasi Daerah memiliki arti peningkatan pembangunan di Jawa Barat. Hal itu karena dokumen itu sebagai acuan dalam mengejar ketertinggalan dari regional dan internasional.
"Apalagi Cimahi memiliki 13 pusdik (pusat pendidikan militer). Oleh karenanya, kita harapkan dunia militer pun bisa menyesuaikan diri dengan konsep pembangunan yang kami lakukan," katanya.
Salah satu hal yang dibahas dalam dokumen tersebut, sambungnya, membahas mengenai ketahanan pangan yang telah sejak lama dimiliki oleh masyarakat kampung adat Cireundeu. Sedangkan mengenai akselerasi penerapan teknologi, Cimahi mengandalkan BITC (Baros Information Technology and Creativ).
"Pemberian nama itu pun kami sengaja tidak menggunakan nama Cmahi melainkan Baros. Karena kami tidak mau terjabak dalam ego sentris. Dengan begitu, siapa saja bisa memanfaatkan BITC," ujarnya.***4***
(U.pso-215/B/Y003/Y003) 19-07-2011 12:54:34