Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022 mencapai Rp13,5 triliun, meningkat dibandingkan RNTH pada tahun ini Rp12 triliun.
"Memperhatikan arah pengembangan pada tahun 2022 serta asumsi perkembangan penangangan pandemi COVID-19 di Indonesia, BEI mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH pada tahun 2022 mencapai Rp13,5 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 250 hari," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Pada 2022, BEI selaku salah satu regulator pasar modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni "Memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities".
Kegiatan 2022 akan difokuskan pada perluasan produk dan layanan BEI untuk memenuhi kebutuhan pelaku di sektor jasa keuangan yang meliputi penambahan indeks acuan baru, pengayaan produk data informasi kebursaan, enhancement pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) untuk mendukung pengembangan perdagangan efek non-ekuitas, enhancement taksonomi dan sistem XBRL, pengembangan produk derivatif dan waran terstruktur, enhancement sistem e-IPO untuk mendukung proses penawaran umum, hingga pengembangan papan pemantauan khusus sebagai bentuk perlindungan investor.
Sementara itu, untuk target pencatatan efek baru pada 2022 adalah 68 efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA).
Sebagai upaya untuk mencapai target pencatatan efek baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area pencatatan perusahaan, serta melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual melalui media daring.
Sementara itu, BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa (AB) dan partisipan. Hal itu diwujudkan melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan.
Kemudian, BEI juga terus menekankan komitmennya dalam melakukan pengembangan pasar sebagai upaya meningkatkan partisipasi investasi masyarakat di pasar modal Indonesia, sekaligus mengedepankan upaya perlindungan investor.
Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat atau calon investor serta investor secara efektif dan berkesinambungan.
Selanjutnya, BEI juga senantiasa memperhatikan tren perkembangan teknologi terkini sebagai upaya dalam meningkatkan layanan kebursaan yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan.
Memperhatikan seluruh target dan rencana kegiatan tersebut, maka pada 2022 proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI naik Rp158,8 miliar atau 11,4 persen menjadi Rp1,55 triliun.
Sedangkan biaya usaha BEI diproyeksikan naik Rp122,6 miliar atau 11,85 persen menjadi Rp1,16 triliun. Laba sebelum pajak menjadi Rp496,64 miliar dan setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp107,07 miliar, maka perolehan laba bersih BEI adalah sebesar Rp389,56 miliar
Total aset BEI diproyeksikan sebesar Rp4,24 triliun atau naik 10,29 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2021.
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring koreksi bursa saham regional
Baca juga: IHSG BEI Selasa ditutup menguat seiring membaiknya kinerja emiten