Indramayu (ANTARA) - Perjalanan pada siang itu cukup terik, matahari tepat di atas kepala. Sesampainya di pintu gerbang Pantai Tirta Ayu, langsung disambut dua penjaga untuk dimintai tiket masuk.
Keduanya memberikan tiket dengan tarif Rp7.000 untuk kendaraan sepeda motor, dan itu terbilang murah ketika berkunjung ke destinasi wisata.
Pintu gerbang dan layanan tiket sudah terbuat permanen, di samping kanan terdapat himbaun kewajiban semua pengunjung menunjukkan kartu vaksin, dan mentaati protokol kesehatan.
Meskipun semua sudah permanen, namun jalan yang menuju destinasi wisata tersebut, masih tanah, sehingga ketika musim hujan dipastikan becek, dan saat kemarau berdebu.
Sesampainya di areal parkir, pengunjung langsung bisa melihat dan merasakan deburan ombak yang menerjang bebatuan penahan abrasi.
Destinasi wisata Pantai Tirta Ayu, tidak hanya menyuguhkan pasir pantai utara saja yang berwarna kecokelatan, namun di dalamnya juga terdapat wahana bermain anak-anak.
Kawasan pantai yang terletak tidak jauh dari pemukiman warga memang sudah ada sejak dahulu kala, akan tetapi belum dikelola secara maksimal.
Kawasan pantai tersebut baru dijaga ketika hari besar saja, seperti libur lebaran, akhir tahun, dan libur panjang. Di mana waktu itu warga sekitar hanya meminta tarif parkir setiap ada pengunjung.
Pantai Tirta Ayu yang berada di Desa Balongan, Kabupaten Indramayu, kini sudah bisa bersolek untuk memikat para wisatawan. Pantai yang dahulu pernah mati suri, kembali bangkit memamerkan kemolekannya.
"Pantainya lumayan indah dan sampah pun tidak ada, jadi kita bisa menikmati bersama keluarga," kata seorang pengunjung Rudi.
Melihat potensi itu, Pemerintah Desa Balongan, mencoba menata wisata alam, dengan dana alakadarnya.
Pada tahun 2018, Pantai Tirta Ayu bersolek dengan memperbaiki kawasan sekitar, agar ketika wisatawan datang bisa menikmati pemandangan.
"Kita mulai menata kawasan Pantai Tirta Ayu pada tahun 2018 lalu," kata pengelola Pantai Tirta Ayu Akim saat berbincang pada Senin 25 Oktober 2021.
Tahun pertama penataan kawasan pantai dengan merelokasi tiga pedagang yang sudah setia melayani pengunjung ke tempat lebih layak.
Kemudian dibangunlah enam tempat untuk para pedagang menjajakan dagangannya. Pembangunan tempat tersebut juga masih jauh dari kata sempurna, tapi setidaknya sudah mulai tertata.
Pembangunan terkendala dana
Pembangunan pendukung tempat wisata Pantai Tirta Ayu, memang sempat terkendala dana, apalagi destinasi wisata tersebut hanya bagian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Balongan.
Dana yang dimiliki BUMDES tentulah sangat terbatas, untuk itu pembangunan tidak bisa maksimal seperti apa yang direncanakan semula.
Bahkan atap parkir kendaraan roda dua pada waktu itu hanya terbuat dari batang bambu, yang ditutupi dengan jaring, agar matahari tidak langsung menyorot ke kendaraan pelancong.
Semua masih sederhana, tidak ada kamar bilas memadai, pintu gerbang masih apa adanya, dan tidak terdapat wahana permainan anak-anak.
"Awal mula memang dana kita sangat terbatas, sehingga tidak semua bisa kita tata," tutur Perangkat Desa Balongan Gunawan. Pada awal pembukaan destinasi wisata itu, untuk membuat spot-spot yang menarik juga sulit, semua itu karena kurangnya dana, sehingga semua masih apa adanya.
Dengan keterbatasan dana tersebut, setahun kemudian tepatnya pada 2019, pihaknya mencoba mengajukan proposal untuk memperbaiki destinasi wisata itu kepada PT Pertamina.
Di tahun 2020 kata Gunawan usaha itu membuahkan hasil, di mana PT Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, ikut serta membangun dan mempercantik kawasan Pantai Tirta Ayu melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Program bina lingkungan tersebut, awalannya fokus untuk penghijauan kawasan pesisir pantai, dengan penanaman pohon, pembuatan areal bermain, dan juga menyediakan tempat sampah serta pendukung lainnya.
"Bantuan dari Pertamina sangat membantu kita dalam mengembangkan Pantai Tirta Ayu ini," tuturnya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan Pertamina saat ini terus bergerak membantu mengembangkan potensi wisata, dan penghijauan lingkungan di sekitar wilayah operasi Integrated Terminal Balongan.
Melalui pogram Desa Wisata Pantai Tirta Ayu (Dermayu), Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian lingkungan, dan kemandirian masyarakat di sekitar wilayah operasinya.
Geliatkan ekonomi
Pariwisata Pantai Tirta Ayu, tidak hanya sebagai penyumbang pendapatan desa semata, namun adanya destinasi tersebut, membuat masyarakat sekitar merasakan manfaatnya.
Seperti yang dirasakan beberapa pedagang di sekitar kawasan wisata itu, di mana sebelum tertata, mereka hanya bisa menjajakan dagangan di rumah masing-masing.
Namun setelah dibangunnya tempat wisata itu, warga sekitar terutama yang menempati kios, merasakan manfaat sangat besar.
Meskipun beberapa bulan lalu sempat mengalami keterpurukan, dikarenakan tempat wisata itu di tutup sementara, karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mengurangi penularan COVID-19.
Kini setelah semua aktivitas masyarakat diizinkan kembali oleh pemerintah, para pedagang pun mulai berseri kembali. Meskipun belum secara maksimal, akan tetapi sudah bisa untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk menabung.
Seperti dikatakan wanita paruh baya yang menjual makanan khas Indramayu Danimah (60) mengaku terbantu setelah Pantai Tirta Ayu itu dikembangkan menjadi tempat wisata, karena ia bisa meraup rezeki.
Sebelum ada tempat wisata tersebut, Danimah menjajakan dagangannya di depan rumah, meskipun laku tapi tidak seperti berjualan di kawasan wisata.
"Kalau di sini saya sehari bisa beromzet Rp1,5 juta. Tentu berbeda jauh bila dibandingkan berjualan di rumah," tuturnya sambil meracik bumbu makanan khas Jawa Barat.
Sektor wisata memang menjadi tumpuan di daerah, karena sangat membantu roda perekonomian warga sekitar lokasi.
Memang pada masa pandemi COVID-19 sektor wisata sangat terpukul, karena turunnya pengunjung akibat dari pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun seiringnya waktu dan melandainya kasus COVID-19, memberikan angin segar bagi warga yang terlibat di sektor pariwisata.
Untuk itu perlu adanya kesadaran bersama, agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, agar bisa membangkitkan sektor yang menjadi tumpuan masyarakat luas.
Penghargaan
Pada tahun 2021 ini, PT Pertamina menyabet penghargaan Nusantara CSR Award 2021 kategori Pembangunan Desa Wisata, yang diselenggarakan oleh La Tofi School of CSR.
Penghargaan tersebut, merupakan keberhasilan Pertamina dalam menyelaraskan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pada masa pandemi, yang berdampak kepada masyarakat dan desa. Program "Dermayu" atau Desa Wisata Pantai Tirta Ayu, merupakan salah satu contoh program TJSL Pertamina yang berhasil mendapatkan penghargaan.
Selain membangun secara fisik, program "Dermayu" juga memberdayakan warga sekitar destinasi wisata untuk terus berdaya, meskipun pada masa sulit seperti sekarang ini.
"Melalui pemberdayaan berbasis 'community based tourism', kami berharap program 'Dermayu' dapat membuat masyarakat desa terus berdaya di tengah pandemi dan dapat menciptakan peluang ekonomi baru," kata Eko.
Untuk itu kata Eko, ke depannya Pertamina akan terus berkomitmen mengembangkan program-program yang fokus pada pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat.
Hal tersebut turut membantu pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah Jawa Bagian Barat.
Pantai Tirta Ayu, kondisinya memang sudah terawat, namun untuk lebih memikat para wisatawan perlu adanya sentuhan lagi, agar dapat dikenang keindahannya.
Di zaman sekarang ini, semua wisatawan pasti akan mengabadikan kunjungan mereka melalui telepon pintarnya, untuk itu spot foto harus lebih diperbanyak, karena saat ini tanah gersang yang dihias sedemikian rupa juga dapat menarik para pengunjung.*
Baca juga: Penanaman 2.000 bibit mangrove di pantai Cirebon tahan abrasi
Baca juga: Warga tanam ribuan mangrove terkait rekondisi kawasan pesisir Pantai Cirebon