ANTARAJAWABARAT.com, 8/6 - Bank Jawa Barat Banten (Bank BJB) melakukan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat bagi koperasi di provinsi itu untuk meningkatkan akses dan penyerapan kredit program pemerintah di kalangan anggota badan usaha kerakyatan itu.
Jumlah serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih belum optimal karena sejumlah kendala, salah satunya pengetahuan tentang persyaratan pengajuan KUR yang belum merata di masyarakat.
Untuk itu perlu sosialisasi lebih maksimal khususnya di kalangan koperasi, kata Kepala Bidang Kredit Mikro Bank BJB Aries Yulianto, Rabu.
Kegiatan sosialisasi KUR kepada anggota koperasi dilakukan di sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat dengan tujuan ada peningkatan pemahaman tentang KUR serta kriteria yang perlu dipenuhi para pelaku usaha mikro dan koperasi.
Ia menyebutkan, total penyerapan KUR secara nasional baru mencapai Rp14 triliun, masih banyak yang belum terserap, salah satunya karena mekanisme kehati-hatian perbankan yang masih belum sepenuhnya dipahami calon nasabah KUR.
"Penyaluran KUR oleh Bank BJB masih rendah baru Rp1,22 triliun. Masih sedikit memang, namun dengan peningkatan pemahaman tentang KUR di kalangan masyarakat terutama anggota koperasi diharapkan bisa mendorong penyerapan pada 2011," kata Arie Yulianto.
Arie menyebutkan perlu adanya peningkatan pemahaman terutama dalam menyiapkan infrastruktur yang memenuhi kriteria untuk bisa mendapatkan kucuran KUR.
Banyak dari pemohon KUR yang belum siap infrastrukturnya, mereka juga perlu disiapkan secara berkelompok dalam bentuk komunitas dengan bisnis inti yang jelas, katanya.
Terkait jaminan yang menjadi persyaratan perbankan merupakan hal wajar karena perbankan menggulirkan modal yang dihimpun dari masyarakat. Perbankan komitmen untuk membantu permodalan usaha masyarakat, di lain pihak di sejumlah sektor perlunya ada kelonggaran regulasi, katanya.
Ia mencontohkan untuk penyaluran KUR sektor pertanian yang masih minim. Dari total penyaluran secara nasional Rp14 triliun, serapan untuk sektor pertanian masih di kisaran 1,4 hingga 1,6 persen.
"Diperlukan kelonggaran regulasi untuk penyaluran ke sektor pertanian, kalau perlu ada reward untuk penyaluran ke sektor strategis itu," katanya.
Sedangkan penyaluran KUR ke sektor pertanian oleh Bank BJB masih rendah, di bawha 10 persen. Namun ia berharap pada 2011 ini bisa ditingkatkan serapan KUR sektor itu mencapai 20 persen dari total penyaluran.
"Penyaluran KUR sektor pertanian sebagian besar untuk petani tebu di Pantura, sisanya untuk sektor mikro dan jasa perdagangan," kata Arie Yulianto.
Koperasi dan UMKM mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk Jabar yang saat ini memiliki koperasi sebanyak 22.806 unit dengan jumlah pelaku usaha sekitar 8 juta orang.
KUKM di Jabar menyerap tenaga kerja sebanyak 13.8 juta orang dan kontribusi KUKM di Jawa Barat mencapai 61,6 persen, di mana selama ini menjadi tulang punggung perekonomian.
Sosialisasi KUR kepada Koperasi dan UMKM merupakan tindak lanjut dari Gelar Aspirasi Gerakan Koperasi yang dicanangkan Kementerian Koperasi pada 22 Januari 2011.
Kegiatan sosialisasi KUR bagi Koperasi itu digelar atas kerja sama Dekopinwil Jabar, Gerakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia serta Bank BJB.
Sosialisasi itu juga mengarahkan pembentukan kelompok pelaku UMKM menjadi koperasi dalam pengajuan permohonan kredit dengan pola 'linkage' untuk mengatasi kendala dalam hal pemenuhan bank teknis.
(syarif)