Jayapura (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Thamrin Marzuki menyebutkan dua atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang gagal merebut emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX akan menjadi evaluasi bersama.
"Dari 16 atlet pelatnas yang ikut memperkuat daerahnya, dua di antaranya tidak berhasil merebut medali emas," kata dia di Jayapura, Rabu.
Letjen Purn Marzuki mengatakan seharusnya para atlet pelatnas yang turun berlaga di cabang olahraga taekwondo bisa memenuhi ekspektasi dan meraih medali emas. Oleh karena itu, PBTI selaku induk dari taekwondo di Tanah Air akan membenahi hal tersebut.
Kendati demikian, ia juga memahami situasi di lapangan bisa saja membuat seorang atlet tidak bisa tampil dengan maksimal misalnya faktor kesehatan dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan prestasi yang ditunjukkan oleh masing-masing daerah melalui atletnya, ada beberapa kelas yang tengah disorot oleh PBTI untuk masuk ke pelatnas.
Atlet tersebut berasal dari Provinsi Papua, Gorontalo, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keempatnya diminta untuk menyiapkan taekwondoin yang dinilai memiliki potensi besar untuk masuk ke pelatnas.
"Tolong atletnya didukung sebelum nanti kita evaluasi apakah bisa masuk pelatnas atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Dinggo Ardian Prayogo taekwondoin Jawa Barat yang juga atlet pelatnas berharap masih dipercaya oleh negara untuk membela Tanah Air di ajang yang lebih besar yakni SEA Games dan Asian Games.
"Insha Allah jika masih dipercaya Timnas Indonesia saya bertanggung jawab untuk merebut medali emas," ujar dia.
Baca juga: Adam Yazid Ferdyansyah sumbang emas taekwondo untuk Jawa Barat
Baca juga: Tim taekwondo Jabar berupaya dominasi perolehan medali PON XX Papua