Bandung, 13/5 (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan menambah seismometer di sejumlah gunung api yang telah melampaui periode letusannya.
"Penambahan seismometer dilakukan di Gunung Guntur Garut yang telah melampaui masa letusannya, juga Gunung Lamongan di Lumajang. Kedua gunung itu sudah melewati masa letusannya," kata Kepala Bidang Pengawasan Gunung Api PVMBG Badan Geologi, Dr Hendrasto di Bandung, Jumat.
Menurut Hendrasto, Gunung Guntur merupakan gunung yang memiliki periode letusan 40-50 tahun, namun sejak 1843 gunung api yang berlokasi di kawasan utara Garut itu tidak beraktivitas hingga sekarang.
Sama halnya Gunung Lamongan yang terakhir erupsi tahun 1898, juga merupakan salah satu gunung yang mendapat pengawasan khusus untuk mengantisipasi pengumpulan energi di gunung api itu.
"PVMBG telah memasang enam seismometer di Gunung Guntur yang ditempatkan di sejumlah titik untuk memantau kegempaan Gunung itu, itu mungkin yang terbanyak disamping yang dipasang di Gunung Merapi," kata Hendrasto.
Kesiagaan terhadap Gunung Guntur tersebut dilakukan karena lokasi gunung itu dekat dengan Kota Garut terutama di kawasan Cipanas. Sehingga pihaknya melakukan pengawasan intensif meski aktivitas gunung itu masih tetap landai.
Kawasan lereng Gunung Guntur merupakan kawasan wisata air panas yang banyak dikunjungi wisatawan, juga tempat berdirinya sejumlah penginapan dan juga pemukiman warga.
"Guntur memiliki beberapa kawah yakni kawah Guntur, Parukuyan, Masigit dan dua lainnya. Deteksi dilakukan secara visual maupun dari kegempaan," katanya.
Berbeda dengan Gunung Guntur yang telah dipasangi seismometer dalam jumlah banyak, Gunung Lamongan baru dipasangi satu seismometer yang dipantau dari Posko Pemantauan Gunung Api (PGA) Lamongan.
PVMBG juga berencana menambah seismometer untuk melengkapi pengawasan terhadap aktivitas Gunung Galunggung di Tasikmalaya. Gunung api yang abu letusannya pada 1980-an sampai ke Australia tersebut merupakan gunung api yang memiliki karakter periode letusan 40 tahun sekali.
"Kami taki-taki untuk antisipasi erupsi Gunung Galunggung, kesiagaan dilakukan sejak sekarang. Termasuk berkoordinasi dengan pemda/ pemkot setempat," kata Hendrasto.
Terkait dengan penanganan bencana gunung api, PVMBG berharap penempatan rambu-rambu di gunung api dilindungi Perda sehingga tidak diganggu atau dihilangkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Rambu gunung api perlu dilindungi Perda, selain itu di sejumlah gunung api banyak yang masih minim rambu-rambunya," kata Hendrasto.
Pada kesempatan itu, Hendrasto menyatakan perlunya koordinasi dan peningkatan pengetahuan personil Satlak Penanngulangan Bencana Alam (PBA) terkait penanganan bencana gunung api.
"Terkadang pemerintah daerah meminta peningkatan status, misalnya dari siaga (level III) menjadi awal (level IV) dengan alasan ada hujan abu, padahal tidak semua fenomena hujan abu langsung awas, kecuali sudah ekstrem," kata Kepala Bidang Pengawasan Gunung Api PVMBG Badan Geologi itu menambahkan.
PVMBG TAMBAH SEISMOGRAF GUNUNG LEWATI PERIODE LETUSAN
Jumat, 13 Mei 2011 14:15 WIB