Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengingatkan warga di seluruh wilayah itu agar waspada dan siaga terhadap bencana, seiring perubahan musim dan tingginya intensitas hujan yang dapat menyebabkan banjir, longsor dan pergerakan tanah.
"Meski status siaga bencana belum ditetapkan karena menunggu dari BMKG, kami tetap mengimbau warga di seluruh wilayah Cianjur untuk siaga dan waspada serta jeli membaca tanda alam akan terjadinya bencana," kata Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur, Rabu.
Ia menjelaskan sejak satu bulan terakhir intensitas hujan mulai tinggi, meski belum merata di seluruh Cianjur, bahkan hujan deras menyebabkan beberapa kali bencana alam, seperti longsor, banjir dan pergerakan tanah, mulai dari wilayah utara hingga selatan. Sedangkan di pesisir selatan hingga saat ini gelombang masih tinggi.
Sehingga, nelayan dan warga di sepanjang pantai selatan Cianjur diimbau untuk tidak melaut dan segera mengungsi ketika air laut naik ke perkampungan, karena beberapa waktu lalu abrasi melanda sejumlah wilayah pantai selatan, tepatnya di Kecamatan Sindangbarang.
"Kami juga menyiagakan seratusan relawan di tiga kecamatan, yakni Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta untuk siaga dan waspada, serta segera mengevakuasi warga ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, " katanya.
Sementara itu, nelayan di pantai selatan Cianjur belum berani melaut hingga ke tengah, karena gelombang masih tinggi, mereka memperkirakan gelombang akan kembali normal di akhir tahun, sehingga untuk menutupi kebutuhan mereka memilih beralih profesi sebagai buruh serabutan.
"Sudah lebih dari dua bulan, ratusan nelayan di pantai selatan tepatnya di Pantai Jayanti, Sereg dan Apra, tidak melaut karena gelombang tinggi. Saat ini gelombang bisa mencapai 15 meter, sehingga dapat mengancam keselamatan, " kata Ketua Kelompok Nelayan Jayanti, Agus.
Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, tambah dia, banyak nelayan yang beralih profesi sebagai buruh tani, buruh bangunan hingga sopir tembak. "Setiap tahun cuaca ekstrem selalu terjadi, sehingga nelayan sudah terbiasa. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban nelayan, " ucapnya.
Baca juga: Sepanjang tahun 2021 tercatat 99 bencana alam terjadi di Cianjur
Baca juga: Bencana alam longsor landa dua kecamatan di Cianjur
Baca juga: Pemkab Cianjur lakukan pengerukan sungai antisipasi banjir