Bandung (ANTARA) - Sejumlah pelajar antusias mengikuti Program Vaksinasi COVID-19 yang digelar PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) di SMK Negeri 3 Bandung Jalan Solontongan No10, Turangga, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Sebanyak 300 siswa mulai dari kelas X hingga kelas XII SMK Negeri 3 Kota Bandung disuntik vaksin COVID-19 dalam acara vaksinasi tersebut.
Siswa kelas XII SMK 3 Bandung, Bintang mengatakan dirinya sangat tak sabar ingin segera masuk ke sekolah dan belajar tatap muka dengan guru dan teman sekelasnya.
Agar pembelajaran tatap muka di sekolah bisa terwujud, kata dia, salah satunya dilakukan dengan mengikuti vaksinasi COVID-19.
"Ini kan persiapan PTM (pembelajaran tatap muka) sudah kangen belajar di kelas, kangen sama teman-teman juga. Selama ini lewat zoom doang belajarnya. Kalau baca berita salah satu syarat PTM itu siswanya kan harus sudah divaksin dulu. Jadi nggak sabar nih ikutan vaksinasi ini," kata Bintang.
Antusiasme senada diutarakan oleh Imel Trihapsari. Siswa kelas XI SMK 3 Bandung mengatakan PTM terbatas di Bandung bisa aman jika siswa dan gurunya telah diberikan vaksinasi COVID-19.
Menurut Imel, pihak sekolah telah menyediakan fasilitas penunjang protokol kesehatan (prokes) yang ketat, sehingga siswa bisa belajar lebih aman dan nyaman.
"Tentunya sudah ingin sekolah di kelas karena belajar offline lebih gampang. Kalau online kadang ada materi yang ga masuk ke kita. Pas mau tanya juga malu, jadi lebih baik belajar di kelas aja," kata Imel.
Program Vaksinasi COVID-19 di SMK Negeri 3 Bandung ini merupakan hasil kolaborasi CIMB Niaga Finance, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Lanud Sulaiman, PT Satria Jingga Perkasa, dan SMK Negeri 3 Bandung serta didukung oleh Divisi Percepatan Vaksinasi Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Turut hadir dalam acara Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar sekaligus Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Jabar Dedi Supandi, Wakil Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, serta Karumkit RSAU Lanud Sulaiman Bandung dr. Yahya Nurlianto, Sp OG.
Program Vaksinasi COVID-19 ini bertujuan mendukung program akselerasi vaksinasi COVID-19 pemerintah khususnya kota Bandung, guna menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) menuju pemulihan ekonomi nasional.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman mengatakan program vaksinasi ini merupakan bentuk kontribusi CIMB Niaga Finance pada penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Penanganan COVID-19 bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial bersama termasuk sektor swasta," kata dia.
Ristiawan menambahkan, setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan vaksinasi massal di Jakarta pada tanggal 7 Agustus 2021 lalu, kegiatan vaksinasi di Kota Bandung ini juga menargetkan sebanyak 1.000 masyarakat yang divaksin.
Rangkaian program vaksinasi COVID-19 tahap selanjutnya akan dilaksanakan di beberapa kota besar lainnya dimana kantor cabang CIMB Niaga Finance beroperasi.
Rentang usia peserta dalam vaksinasi CIMB Niaga Finance ini adalah anak-anak berusia minimal 16 tahun hingga lansia.
Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac. Setiap peserta yang terdaftar akan memperoleh vaksinasi yang terbagi dalam sejumlah jadwal yang ditentukan, yaitu mulai pukul 08.00 pagi.
Masyarakat umum yang hendak berpartisipasi harus terlebih dulu mendaftar secara daring dan memperoleh jadwal vaksinasi sesuai waktu yang ditentukan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Dedi Supandi mengatakan meski memberikan izin PTM namun pada pelaksanaannya sangat tergantung dari kesiapan pihak sekolah masing-masing.
Selain itu, pihak sekolah juga harus meminta pendapat dari orang tua murid dan sekolah akan mengajukan pertanyaan apakah orang tua memilih untuk PTM terbatas atau tetap memilih pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Intinya kami izinkan namun kebijakan akhir ada pada kepala sekolahnya masing-masing," ujar Dedi.
Namun demikian kebijakan ketat akan tetap dilaksanakan dengan menegakkan protokol 5M.
Bahkan jika ada anak yang sakit maka tidak diperkenankan untuk mengikuti PTM, seelain itu, pelajaran tertentu saja yang nantinya akan diberikan izin melaksanakan PTM terbatas, seperti misalnya pelajaran praktikum.