Bandung, 28/10 (ANTARA) - Terowongan Sasaksaat yang terletak di Km 143-144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati terancam banjir bandang pada saat curah hujan tinggi di kawasan itu.
Banjir akibat luapan air dari sejumlah saluran air di kawasan itu terjadi pada Rabu (27/10) sore, bahkan sempat mengakibatkan keterlambatan KA jurusan Jakarta - Bandung sekitar 25 menit, kata Kepala Humas PTKA Daop II Bandung, Bambang Setya Prayitno ketika dihubungi ANTARA di Bandung, Kamis.
Namun demikian, setelah surut jalur terowongan itu kembali bisa dilintasi. Meski kereta api yang melintas ke jalur itu terpaksa harus mengurangi kecepatan di bawah rata-rata kecepatan normal.
Seperti yang KA Argo Parahyangan yang melintas pada Kamis pagi, terpaksa merayap saat melintasi terowongan sepanjang 949 meter itu.
Waktu tempuh menembus terowongan Sasaksaat yang biasanya satu menit, menjadi lebih lambat lebih dari dua menit karena KA harus melintas merayap, bahkan sesekali berhenti saat keluar dari pintu terowongan di arah barat.
Sementara itu bekas terjangan banjir masih terlihat, rerumputan dan pepohonan di sana rebah, bahkan beberapa bagian tebing berketinggian sekitar tiga hingga empat meter tergerus air.
"Gangguan hanya terjadi sesaat, jalur lancar kembali," kata Bambang.
Terowongan Sasaksaat merupakan terowongan jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwagen) antara tahun 1902-1903. Bangunan terowongan itu termasuk salah satu dari 10 terowongan terpanjang di Indonesia. Bahkan menjadi terowongan terpanjang yang masih dioperasikan oleh PTKA.
Terowongan terpanjang adalah Terowongan Wilhelmina memiliki panjang 1.208 meter antara Banjar - Cilacap, namun saat ini tidak lagi dioperasikan.
Terowongan Sasaksaat berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di Km 143 + 144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati, membelah perbukitan Cidepong di Kampung Sasaksaat Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Jalur terowongan itu lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan stasiun Maswati sehingga jalan relnya diberi rel paksa (gongsol).
Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk JPTw (Juru Periksa Terowongan).***2***
Syarif A
TEROWONGAN SASAKSAAT TERANCAM BANJIR
Jumat, 29 Oktober 2010 7:36 WIB