Bandung, 27/9 (ANTARA) - Alexander Supelli akan dimakamkan di pemakaman keluarga, Bojong Majalaya selepas shalat Dzuhur, dihantar ratusan anggota keluarga, kerabat, rekan sesama kerja dan Komandan Lapangan Udara Husein Sastranegara Asep Adang Supriyadi.
Alex meninggal dunia pada Senin, (27/9) pukul 06:31 WIB, setelah dirawat intensif di ICCU RSHS sejak pesawat yang dikemudikannya jatuh saat melakukan "rolling back" pada kegiatan Bandung Airshow, Jumat (24/9).
Alex mengalami luka bakar 60 persen, trauma multiple organ serta mengalami patah tulang kaki, sehingga kondisinya kian memburuk usai operasi yang dilakukan pada hari Sabtu (25/9) hingga menghembuskan nafas terakhir, Senin (27/9).
Mantan Menteri Perhubungan Jusman Sjafii yang hadir di rumah duka, Jalan Sumbersari nomor 10 mengatakan, secara pribadi ia sangat kehilangan sosok Alex yang merupakan putera bangsa yang berperangai baik dan memiliki keahlian yang jarang dimiliki banyak orang.
"Almarhum adalah sosok yang jarang di negeri ini, dia seorang ahli perancang yang sudah menyumbangkan banyak ilmunya di bidang kedirgantaraan," kata Jusman.
Dikemukakannya, Alex pernah menjadi bagian dari PT Dirgantara Indonesia, hingga akhirnya mengundurkan diri pada 1995 lantaran produksi pesawat sempat terhenti.
Pada 2003 - 2008, Alex juga pernah bermukim di Roma untuk merancang pesawat berkapasitas 19 penumpang pesanan Perancis, dan kembali ke tanah air untuk kembali bergelut di bidang kedirgantaraan.
"Di era 90 hingga 2000 almarhum adalah salah satu tenaga perancang terbaik yang dimiliki Indonesia, beruntung saat ini puteranya Kemal Supelli memiliki minat yang sama sehingga dapat menggantikan beliau," ucapnya.
Almarhum Alexander Supelli yang kini berusia 54 tahun, meninggalkan seorang istri Elly Sudrajat dan dua orang anak, yang salah satunya, Kemal, tengah menuntut ilmu penerbangan di Jerman.
Saat ini, Alex tengah menempuh pendidikan S-2. MBA di ITB, dan pada tahun 1997 pernah menyabet juara pertama Aerobatic Australia Championship, dengan catatan lebih dari 2000 jam terbang.
Donny Romdhon, kerabat almarhum mengatakan, sebelumnya pihak keluarga sudah menyepakati menerbangkan almarhum ke Singapura menggunakan pesawat milik Susi R dari Pangandaran.
"Karena kondisinya tak stabil, dan terus memburuk akhirnya rencana ke singapura gagal karena almarhum keburu meninggal," kata Donny.***3***