New York (ANTARA) - Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika kekhawatiran akan kekurangan bensin akibat pemadaman di sistem pipa bahan bakar terbesar AS setelah serangan siber membawa kembali harga dari penurunan awal lebih dari satu persen.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terkerek 23 sen atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 68,55 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terangkat 36 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap di 65,28 dolar AS per barel.
Pada Senin (10/5/2021), Colonial Pipeline, operator pipa bahan bakar utama AS yang mengangkut lebih dari 2,5 juta barel per hari (bph) bensin, solar dan bahan bakar jet, mengatakan sedang bekerja untuk memulihkan sebagian besar operasi jaringan pipanya pada akhir pekan.
Perusahaan menghentikan sementara semua operasi jaringan pipa setelah serangan keamanan siber yang melibatkan ransomware terdeteksi pada Jumat (7/5/2021).
"Sementara risiko jangka pendek sedang dikesampingkan, pasar masih tampak terguncang oleh peristiwa tersebut, mengingat sifat serangan dan skala infrastruktur," kata analis pasar minyak Rystad Energy, Louise Dickson.
"Pasar sekarang khawatir tentang kemungkinan kejadian seperti itu terulang kembali dan tentang tingkat keparahan serangan di masa mendatang."
Gangguan pasokan bahan bakar telah mendorong harga di pompa bensin ke level tertinggi dalam beberapa tahun dan permintaan melonjak di beberapa daerah yang dilayani oleh pipa saat pengendara mengisi tangki mereka.
"Dengan sedikit informasi yang datang dari perusahaan swasta, pasar tampaknya melanjutkan dengan asumsi bahwa aliran normal akan dilanjutkan pada akhir pekan mendatang dan karena tidak ada masalah operasional yang muncul, panduan ini tampaknya benar," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.
Persediaan minyak mentah AS turun 2,5 juta barel dalam seminggu terakhir, menurut dua sumber pasar pada Selasa (11/5/2021), mengutip angka American Petroleum Institute (API), dan persediaan bensin naik 5,6 juta barel.
Pedagang memesan setidaknya empat kapal tanker untuk menyimpan produk minyak sulingan dari pusat penyulingan Gulf Coast AS setelah serangan siber yang melumpuhkan jaringan pipa terbesar AS, data pengiriman menunjukkan pada Selasa (11/10/2021).
North Carolina, Badan Perlindungan Lingkungan AS dan Departemen Transportasi mengeluarkan keringanan yang memungkinkan distributor bahan bakar dan pengemudi truk mengambil langkah-langkah untuk mencoba mencegah kekurangan bensin.
OPEC pada Selasa (11/10/2021) menaikkan perkiraan permintaan minyak mentahnya sebesar 200.000 barel per hari dan tetap berpegang pada prediksi pemulihan yang kuat dalam permintaan minyak global tahun ini, karena pertumbuhan di China dan Amerika Serikat mengimbangi krisis virus corona di India.
Sementara itu, penyebaran infeksi yang cepat di India telah meningkatkan seruan untuk mengunci negara terpadat kedua di dunia itu serta importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.
Penyulingan minyak utama milik negara India sudah mulai mengurangi produksi dan impor minyak mentah karena virus corona baru memangkas konsumsi bahan bakar, kata pejabat perusahaan kepada Reuters, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Harga minyak naik sedikit setelah pipa BBM AS sebagian beroperasi lagi
Baca juga: Harga minyak naik, raih untung mingguan kedua meski virus melonjak di India
Baca juga: Khawatir lonjakan pandemi di India, minyak tergelincir