Bandung, 22/9 (ANTARA) - Tahun depan Kota Bandung diharapkan segera memiliki saluran gas alam terkompresi ("Compressed Natural Gas") yang sumbernya dialirkan dari Cirebon, sebagai alternatif bahan bakar kendaraan diluar Premium dan Pertamax.
"Diharapkan pemerintah pusat segera merealisasikan wacana penggantian bahan bakar minyak ke gas melalui Pertamina dan PN Gas," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Prijo Soebiandono, di Bandung, Rabu.
Menurut Prijo, pembatasan jumlah kendaraan sangat sulit dilakukan karena dikhawatirkan mengacaukan industri motor disamping aturan ini pun harus dipayungi Peraturan Daerah.
Salah satu alternatif paling ideal, tak lain pengkajian konversi bahan bakar cair ke gas, karena bahan bakar ini lebih ramah lingkungan serta secara ekonomis jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak.
"Segera harus dikaji rencana ini karena masyarakat Bandung sudah saatnya memiliki bahan bakar alternatif yang harganya murah dan mengurangi volusi udara," kata Prijo.
Prijo berpendapat, jika Bandung sudah memiliki saluran gas seperti layaknya Jakarta, maka penghematan pengeluaran biaya transportasi masyarakat juga bisa ditekan, seiring dengan berkurangnya jumlah polutan yang ditimbulkan oleh emisi gas buang.
"Bayangkan, saat ini 60 persen penghasilan masyarakat Bandung habis oleh biaya transportasi, jika menggunakan CNG maka pengeluaran hanya 30 persen dari anggaran rutin," ucapnya.
Prijo mengatakan, mulai tahun depan wacana ini harus segera direalisasikan karena cadangan bahan bakar cair sudah sangat menipis, sementara jenis CNG jumlahnya masih melimpah dan tidak akan habis cadangannya.
Jika saluran gas sudah didukung oleh infrastruktur dan kesiapan dari pihak pemerintah maupun masyarakat, maka di Bandung sudah dapat dibangun SPBE yang ke depan dapat menjamin pasokan gas untuk peruntukkan bahan bakar alternatif bagi kendaraan bermotor.***3***
(U.PSO-225/C/Y008/Y008) 22-09-2010 14:45:28