Cimahi, 23/8 (ANTARA) - Jelang hari raya Idul Fitri 1431 H, para Ketua RT/RW di Kota Cimahi mengharapkan perhatian Pemkot Cimahi untuk memberikan semacam uang Tunjangan Hari Raya (THR) bagi mereka yang telah banyak membantu program Pemkot Cimahi.
Salah seorang Ketua RW, Pri, kepada wartawan di Cimahi, Senin, menyatakan selama ini para ketua RT dan RW bisa cukup mengerti dengan uang insentif yang masih minim, namun setidaknya saat hari raya, pemerintah bisa memberikan perhatiannya, dalam wujud yang ril.
Dirinya merasa pekerjaan sebagai Ketua RT/RW dirasa banyak dan menumpuk setiap minggunya, dengan beban kerja mereka yang cukup tinggi, ketika harus berhadapan langsung dengan masyarakat. Mengingat itu, jika tak memberatkan Pemkot Cimahi, para ketua RT/RW mengharapkan perhtaian berupa THR atau yang lebih akrab dengan uang ketupat.
Secara tegas para ketua RT, kata dia, mengharapkan adanya uang ketupat atau THR, soal besarnya, itu lebih diserahkan kepada Pemkot Cimahi, asal pemerintah bisa membuktikan perhatiannya. Dengan begitu diharapkan pemerintah mampu membantu mereka guna menutupi kebutuhan yang diprediksi bakal meningkat saat hari raya.
"Ini menjadi harapan kami, mudah-mudahan bisa direalisasi," harapnya yang diamini kletua RW lainnya di lingkungan Kelurahan Utama.
Ia mengakui nasib para ketua RW dan RT sejauh ini belum cukup diperhatikan, kendati ia sendiri menyadari pekerjaannya, merupakan pekerjaan yang sangat berat dengan aspek sosial. Ia menyebutkan, selama ini, ketua RW memperoleh uang insentif Rp75 ribu setiap bulannya sementara ketua RT Rp45 ribu per bulannya.
"Padahal, hampir tiap minggu kami selalu memeroleh pekerjaan yang menumpuk," katanya.
Di lokasi lain, hal ini, juga yang diketahui menjadi aspirasi banyak ketua RT dan RW, salah satunya di lingkungan Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah.
"Kami juga menerima aspirasi serupa, yang intinya ketua RT/RW menghendaki pemerintah memperhatikan mereka jelang hari raya Idul Fitri," ujar Anggota DPRD Kota Cimahi, Ike Hikmawati.
Diakuinya, aspirasi seperti itu, sangat wajar mengingat pekerjaan RT/RW adalah garda terdepan dalam tatanan pemerintahan, yang juga memiliki beban kerja tinggi ketika pekerjaan ini yang justru dihadapkan langsung dengan masyarakat.
Hal itu, menurutnya, akan sangat bergantung pada kemampuan anggaran yang ada. Sedangkan jika melihat kemampuan anggaran, sejauh ini menurutnya, uang ketupat, lebih mungkin untuk diberikan melalui hasil kebijakan orang per-orang atau masyarakat. Terkait ini juga, ia mengatakan, tunjangan biaya operasional bagi ketua RT/RW mesti dibenahi, setidaknya dapat disalurkan dengan tepat waktu.***2***
(T.pso-215/C/Y008/Y008) 23-08-2010 20:37:44
PARA KETUA RT/RW HARAPKAN UANG KETUPAT
Senin, 23 Agustus 2010 21:10 WIB