Jakarta (ANTARA) - Lima berita politik pada Minggu (11/4) yang masih menarik untuk dibaca dan menjadi perhatian publik, mulai dari kata pengamat soal duet Prabowo-Puan Maharani pada Pemilu 2024 hingga TNI mengerahkan KRI Ahmad Yani-351 kirim bantuan ke NTT.
Klik di sini untuk membaca berita selengkapnya:
1. Pengamat sebut Prabowo-Puan dimungkinkan diduetkan pada Pilpres 2024
Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Setia Budhi Rangkasbitung, Harits Wicaksana, menyebutkan pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani dimungkinkan diduetkan pada Pemilu 2024.
"Bisa saja pasangan Prabowo-Puan dimajukan pada Pilpres 2024 itu," kata Wicaksana, di Lebak, Banten, Minggu.
Selengkapnya di sini
2. TNI kerahkan KRI Ahmad Yani-351 kirim bantuan kemanusiaan ke NTT
TNI mengerahkan KRI Ahmad Yani-351 guna mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi korban yang terdampak bencana alam di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Komandan Pangkalan Utama TNI AL VII/Kupang, Laksamana Pertama TNI I G Kompiang Aribawa, dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu, mengatakan KRI Ahmd Yani-351 akan membawa bantuan yang diberikan pemerintah Provinsi NTT bagi masyarakat di Pulau Sabu Raijua.
Selengkapnya di sini
3. Ketua Fraksi Golkar MPR sependapat hakim MK terkait amendemen UUD 1945
Ketua Fraksi Golkar MPR, Idris Laena, mengatakan sependapat dengan hakim Mahkamah Konstitusi, Prof Saldi Isra, yang menyatakan, amendemen Undang-UUD 1945 tak mungkin dilakukan.
"Sebab mengubah satu pasal otomatis akan bersinggungan dengan pasal yang lain sehingga pasal lain juga harus diamendemen," kata Laena melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selengkapnya di sini
4. Theo Hesegem: Penembakan dua guru di Beoga keji dan tidak manusiawi
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem, mengutuk keras penembakan yang terjadi terhadap dua tenaga guru di Beoga Kabupaten Puncak karena merupakan tindakan yang sangat keji dan tidak manusiawi.
"Harus segera dibentuk tim gabungan melibatkan berbagai pihak melakukan investigasi terkait kasus penembakan dua tenaga guru itu. Saya sebagai pembela HAM sangat menyesal tindakan brutal yang diduga dilakukan KKB/TPNPB mengorbankan kedua nyawa guru, yang sama sekali tidak tahu masalah apa-apa. Apa untungnya menembak warga masyarakat sipil yang notabenennya tidak tahu masalah?," dia, di Jayapura, Minggu malam (11/4.
Selengkapnya di sini
5. Tokoh Banten minta masyarakat jangan mudah diadu domba
Tokoh Banten, Mulyadi Jayabaya, meminta masyarakat jangan mudah diadu domba yang bisa menimbulkan perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kita sebagai masyarakat tentunya tidak menjadi masyarakat yang radikal dan gampang terpengaruh isu-isu adu domba itu," kata dia, saat silaturahmi di Pondok Pesantren Tajul Fallah di Lebak, Banten, Minggu.
Selengkapnya di sini