Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah menyampaikan rasa haru atas apresiasi dari kaum penyintas COVID-19 di Bogor, Provinsi Jawa Barat yang meneraktir dan melayani perawat di hari jadi mereka ke-47.
"Apresiasi yang kami rasakan haru adalah kerja sama pemerintah dan perawat dalam tiga hari ke depan ada masyarakat penyintas COVID-19 yang meneraktir dan melayani perawat dimotori Wali Kota Bogor," katanya melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu.
Harif mengatakan peran perawat selama ini ada pada posisi garda terdepan dalam pemberian layanan kesehatan, bahkan tidak jarang perawat dituntut memiliki multitalenta dalam mengerjakan beban tugas dari profesi lain.
Contohnya pada pelayanan rumah sakit di ruang COVID-19, selain menjalankan tugas keperawatan, mereka juga melakukan monitoring perkembangan pasien dari sisi asupan gizi, gerak fisioteraphy dan pekerjaan lain di luar fungsi perawat.
"Ini jadi catatan penting, jangan perawat dianggap hanya pelengkap di dunia kesehatan. Yang didahulukan hanya dokternya dan rumah sakitnya," katanya.
Harif juga menyorot kebijakan pemerintah pada fasilitas perlindungan tenaga perawat melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Manfaat finansial BPJS bagi perawat, kata Harif, hanya dihitung sebagai perawatan biasa (standar). "Padahal dalam 24 jam pelayanan dilakukan perawat. Tapi yang didapat perawat tidak seberapa. Ini salah satunya, dan masih banyak yang lain," kata Harif.
Kepada masyarakat, Harif berpesan bahwa apresiasi yang paling diharapkan di hari jadi PPNI ke-47 tahun bisa diwujudkan dalam bentuk mematuhi protokol kesehatan.
"Itu sangat membantu meringankan kerja kita di rumah sakit saat pandemi begini. Kita harus bergerak pada perubahan perilaku sehat. Masyarakat memilihnya berobat bukan melakukan pencegahan. katanya.
Baca juga: Kasus COVID-19 nakes di Jabar turun sejak ada vaksinasi
Baca juga: Wali Kota Bogor sebut vaksin COVID-19 telah bekerja, nakes terpapar nihil
Baca juga: IDI: Angka kematian nakes pada Februari turun 63 persen