"Sekarang ini kita terus 'support' untuk jeruk garut ini dalam rangka pelestarian, kita sekarang mengarah ke daerah selatan," kata Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga di Garut, Jumat.
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki varietas buah yang memiliki cita rasa tersendiri dibandingkan dengan jenis produk lainnya di pasaran yakni bernama jeruk garut.
Jeruk garut itu, kata dia, banyak tumbuh di Kecamatan Karangpawitan, Wanaraja, Samarang, dan Bayongbong dengan total luas tanam yang tersisa saat ini sekitar 5 ribu sampai 8 ribuan hektare bercampur dengan jeruk jenis siam.
"Sekarang ini tidak murni jeruk garut semua ada campur dengan jeruk siam, dalam satu hektare itu paling ada 500 pohon," katanya.
Menurut dia kondisi jeruk garut saat ini sudah seharusnya dijaga kelestariannya agar tetap tumbuh, sekaligus menjaga keaslian buah jeruk sebagai ikon kota Garut.
Upaya yang saat ini dilakukan pemerintah, kata dia, dengan membagikan gratis bibit pohon jeruk garut yang berkualitas kepada masyarakat agar ditanam dan dirawat dengan baik hingga bisa menghasilkan buah.
"Sekarang di selatan kita kembangkan satu pohon satu rumah, gratis kepada masyarakat hibah dari pemerintah," katanya.
Selain membagikan bibit jeruk, kata Beni, pihaknya juga terus melakukan pembibitan jeruk garut yang dipusatkan di balai benih daerah Cisurupan agar tanaman khas Garut itu tetap terjaga bibit unggulnya.
Tempat pembenihan itu, kata dia, hingga saat ini masih menjaga pohon induk jeruk garut berusia 39 tahun dan masih terus berbuah dengan kualitas bagus.
"Yang asli sekarang masih ada di Cisurupan, ada dua pohon umurnya 39 tahun, itu sebagai pohon induk yang terus kita jaga," katanya.
Ia menambahkan jeruk garut selama ini banyak diminati oleh warga Garut sampai luar kota karena memiliki cita rasa tersendiri yang menurut penikmatnya berbeda dengan jenis jeruk lainnya.
Pemasaran jeruk garut itu, kata Beni, cukup bagus, bahkan jeruk yang masih di kebun atau belum memasuki musim panen sudah ada yang pesan terlebih dahulu.
"Jeruk garut tidak sulit pemasarannya, bahkan buah yang masih di kebun sudah ada yang pesan, panennya itu setahun dua kali," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut dorong milenial jadi pelaku usaha kriya