Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Junat pagi melemah tertekan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Pada pukul 9.46 WIB, rupiah melemah 73 poin atau 0,52 persen ke posisi Rp14.340 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.267 per dolar AS.
"Kenaikan indeks dolar dan yield obligasi AS kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri," kata analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Indeks dolar kemungkinan menguat ke level 92 hari ini seiring rilis data klaim tunjangan pengangguran di AS minggu lalu.
Tercatat orang yang mendaftarkan diri untuk mendapat tunjangan pengangguran di AS meningkat menjadi 745 ribu orang dibandingkan dua minggu sebelumnya sebesar 736 ribu orang.
Menurut Ahmad, kenaikan imbal hasil obligasi AS kemungkinan masih menjadi pemicu penguatan indeks dolar AS.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun diperkirakan menguat ke level 1,55 persen. Para pelaku pasar berekspektasi akan semakin tingginya tingkat inflasi di AS pasca pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell tadi malam.
"Para pelaku pasar akan menanti data pasar tenaga kerja nanti malam untuk melihat seberapa cepat pemulihan ekonomi AS bulan lalu," kata Ahmad.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini diperkirakan melemah ke level Rp14.350 per dolar AS.
Pada Kamis (4/2) lalu, rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.267 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Jumat pagi melemah 41 poin
Baca juga: Kurs rupiah terkoreksi dipicu kenaikan imbal hasil surat utang AS
Baca juga: Kurs rupiah Kamis terkoreksi seiring ekspektasi pemulihan ekonomi AS