Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil, mengaku kaget saat membaca berita tentang kabar bahwa dirinya dikaitkan dalam konstalasi pimpinan partai yakni santer dikabarkan masuk dalam bursa calon ketua umum DPP Partai Demokrat.
"Intinya saya kaget, kok nama saya malah jadi dibawa-bawa. Enggak ada yang menghubungi saya, enggak ada undangan apa pun. Saya cuma baca di media massa," kata dia, di Bandung, Kamis.
Ia mengatakan sebagai sesama pemimpin muda dia sangat menghormati AHY sebagai ketua ketua umum DPP Partai Demokrat dan dia berharap masalah yang tengah menghantam Partai Demokrat segera selesai.
"Dan saya berharap masalahnya selesai. Dari kacamata awam, saya mendoakan Pak AHY selalu sukses lancar memimpin Demokrat. Saya mendukung AHY pemimpin di generasi saya. Jangan diganggu ganggu kasihan," kata dia.
Sementara itu, pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, mengatakan "magnet politik" dari Kamil sangat kuat sehingga wajar jika sosok dia santer diburu oleh partai politik untuk menempati jabatan tinggi di tubuh parpol, salah satunya Partai Demokrat.
"Kalau menurut hemat saya wajar ya karena 'magnet politik' dari Kang Emil memang kuat. Beliau selain memiliku elektabilitas, juga belum berparpol. Tentunya ini menjadi daya tarik bagi parpol," kata Manan ketika dihubungi melalui telepon.
Sebelumnya beredar informasi tengang sosok pria yang akrab disapa Kang Emil dijagokan sebagai salah satu kandidat ketua umum DPP Partai Demokrat.
Ia digadang-gadang menjadi salah satu kandidat ketua umum melalui Kongres Luar Biasa yang bakal digelar para pendiri Partai Demokrat untuk menggantikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Akan tetapi hingga saat ini, Kamil belum menunjukkan ketertarikannya bergabung dengan partai politik dengan alasan masih ingin fokus menyelesaikan amanah yang diberikan warga Jawa Barat sebagai gubernur.
Menurut Manan, masuknya nama Kamil menjadi salah satu kandidat ketua umum DPP Partai Demokrat tidak terlepas dari sistem yang selama ini diterapkan oleh partai politik baik di tingkat daerah atau nasional yang menjadikan elektabilitas sebagai salah satu ukuran rekruitmen.
"Kalau berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei kredibel, selama ini Kang Emil selalu masuk jajaran lima besar," dia.
Ia mengatakan alasan lain, Kamil hingga saat ini belum berpartai sehingga dengan kondisi itu, menurut dia, wajar bila partai politik memburu Kamil.
Baca juga: Marzuki Alie laporkan AHY terkait pencemaran nama baik dan fitnah ke Bareskrim
Baca juga: Politisi: Tidak mungkin Ridwan Kamil terseret polemik Partai Demokrat
Ridwan Kamil: Kaget, nama saya dibawa-bawa polemik Partai Demokrat
Kamis, 4 Maret 2021 20:21 WIB