Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) melakukan pengiriman perdana uang kertas Soles ke Peru sebanyak 30 juta bilyet dari total pesanan dalam kontrak sebanyak 520 juta bilyet pada Senin (1/3) setelah BUMN itu memenangkan tender proyek pencetakan uang kertas Peru pada akhir 2019.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya dalam acara seremonial pengiriman perdana Soles Peru di Kawasan Produksi Peruri Karawang, Senin (1/3), menyampaikan pencapaian tersebut jadi momen membanggakan dan berharap jadi bukti atas kemampuan Peruri sebagai perusahaan kelas dunia.
"Alhamdulillah pada hari ini kami bisa mewujudkan pengiriman perdana uang kertas Soles ke Peru. Pencapaian ini sangat menggembirakan bagi seluruh insan Peruri. Tentu saya sangat senang karena pada akhirnya kita bisa sampai ke tahapan terakhir yaitu pengiriman produk. Hal ini tidak mudah karena harus mengirimkan produk dengan kondisi jarak geografis yang cukup jauh. Tentu kami berharap ini bisa berjalan dengan baik dan membuktikan bahwa Peruri sebagai world class company yang memiliki kemampuan sejajar dengan perusahaan-perusahaan terbaik di dunia," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dwina menjelaskan, dalam proses pencetakan Soles Peru, Peruri mulai berkomunikasi dengan otoritas terkait di Peru sejak 2012 melalui Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar RI untuk Peru dan Bolivia.
Kemudian pada 2019, Peruri mengikuti tender proyek pencetakan uang Soles Peru dan berhasil memenangkan tender mengalahkan perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya yaitu Gisecke & Devrient (Jerman), Oberthur (Perancis), De La Rue (Inggris), Goznak (Rusia) dan PWPW (Polandia).
Uang kertas Soles Peru dicetak melalui tahapan yang sangat rumit, sebab menggunakan berbagai fitur sekuriti dan teknologi pencetakan uang kertas terkini.
Selain itu pada aspek desain, uang kertas Soles Peru memiliki nilai estetis yang tinggi serta gambar yang sangat detail. Desain tersebut harus diterjemahkan melalui proses pembuatan artwork dan origination di mana proses tersebut dikerjakan menggunakan teknik dan teknologi terbaik yang seluruhnya dilakukan oleh sumber daya Peruri.
Ada pun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam pencetakan uang kertas Soles Peru mencapai 70 persen, meliputi penggunaan tinta yang diproduksi oleh PT Sicpa Peruri Securink (PT SPS) dan material supporting lainnya. PT SPS sendiri merupakan perusahaan afiliasi antara Peruri dengan perusahaan asal Swiss, Sicpa, sebagai salah satu perusahaan tinta sekuriti terbesar di dunia.
Menteri BUMN Erick Thohir yang menyampaikan sambutan melalui konferensi video mengapresiasi pencapaian Peruri yang mampu menjalankan strategi agresif dan kompetitif dengan mengungguli perusahaan-perusahaan berkelas dunia dalam tender pencetakan uang.
"Keinginan Kementerian BUMN untuk terus menjalankan visi BUMN Go Global merupakan sebuah keharusan di tengah persaingan ekonomi internasional yang sangat ketat saat ini. Saya apresiasi pencapaian dari Peruri yang mampu menjalankan strategi agresif dan kompetitif dengan mengungguli perusahaan-perusahaan berkelas dunia lainnya untuk memenangkan tender multiyears pencetakan mata uang negara Peru," ujar Erick Thohir.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mengapresiasi pencapaian Peruri yang tidak hanya berhasil menembus pasar internasional tetapi juga menjangkau mitra non tradisional Indonesia.
"Dan ini adalah wujud dari upaya kita bersama di dalam mengusung BUMN Go Global untuk terus menangkap berbagai peluang ekspansi BUMN kita di pasar global. Semoga proses pengiriman uang ke Peru berjalan dengan lancar," kata Retno.
Peruri sendiri telah mengerjakan beberapa produk luar negeri di antaranya uang, prangko dan pita cukai Nepal; paspor Sri Lanka; pita cukai Pakistan; uang Somalia; uang Argentina; dan prangko Filipina.