Wina (ANTARA) - Iran sedang memproduksi uranium yang diperkaya lebih cepat dari yang ditetapkan oleh Undang-Undang, di mana Iran mulai memproses pengayaan hingga 20 persen kemurnian bulan lalu, seperti diungkap para diplomat dan laporan pengawas nuklir PBB, Selasa.
Sebagai bagian dari akselerasi pelanggarannya baru-baru ini terhadap perjanjian nuklir 2015 dengan negara besar, Iran mulai memurnikan uranium hingga 20 persen di Fordow, fasilitas yang dibangun secara rahasia di dalam pegunungan, di mana perjanjian itu menyebutkan Iran tidak dapat melakukan pengayaan sama sekali.
Sampai Januari Iran belum memperkaya uranium melebihi 4,5 persen kemurnian - di atas batas kesepakatan 3,67 persen, namun masih jauh di bawah 20 persen, yang dicapai sebelum kesepakatan atau 90 persen yang dianggap sebagai tingkat senjata.
"Mereka sedang memproduksi 15 kg uranium yang diperkaya hingga 20 persen per bulan. Itulah tingkat produksi mereka," kata diplomat senior.
Legislasi baru-baru ini yang mengharuskan Iran memulai pengayaan hingga 20 persen menetapkan bahwa sedikitnya 120 kg uranium yang dimurnikan ke tingkat itu diproduksi setiap tahun, yang artinya 10 kg setiap bulannya.
Diplomat lain menyebutkan Iran berada "di atas sedikit" dari target 10 kg sebulan.
Laporan kuartal mengenai kegiatan nuklir Iran milik pengawas nuklir PBB diperoleh Reuters pada Selasa tertulis bahwa hingga 16 Februari Iran telah memproduksi 17,6 kg uranium yang diperkaya hingga 20 persen, dengan tingkat pengayaan berikutnya antara 2-5 persen.
Persediaan uranium yang diperkaya milik Iran bertambah 524,9 kg menjadi 2.967,8 kg pada kuartal tersebut, jauh di atas batas persediaan 202,8 kg dalam perjanjian nuklir meski masih sebagian kecil dari delapan ton lebih yang dimiliki Iran sebelum perjanjian tersebut.
Baca juga: Angkatan Laut Iran dan Rusia gelar latihan militer gabungan di Samudera India
Baca juga: Iran akan larang IAEA awasi nuklir jika AS tidak cabut sanksi
Sumber: Reuters