Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai meminta kecamatan untuk berkoordinasi dalam mengusulkan pemberlakuan karantina wilayah sebagai pencegahan COVID-19 lebih meluas.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan setiap kecamatan memiliki kasus dan masalah yang berbeda-beda. Maka dari itu, pihak Pemkot Bandung menurutnya lebih memilih kebijakan dari bawah ke atas.
"Kalau kecamatannya mendekati kuning, ya, ngapain dipaksakan (karantina wilayah), tapi yang jelas saya minta kepada Ketua Paguyuban Camat untuk mengoordinasikan seluruh camat di Kota Bandung," kata Oded di Pendopo, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Selain itu, Oded juga meminta koordinasi antar kecamatan dan pemerintah tingkat kota agar terus ditingkatkan kembali. Sehingga pihaknya dapat mengetahui kebutuhan setiap kecamatan.
"Semua kecamatan seperti yang sudah dilakukan hari ini agar selalu melakukan rapat koordinasi, dan di situ bisa menyampaikan kebijakannya, apakah butuh ruang isolasi atau gimana," kata Oded.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan ada sejumlah kecamatan yang termasuk wilayah dengan kasus COVID-19 tinggi.
Di antaranya Kecamatan Antapani yang paling tinggi dengan 114 kasus aktif COVID-19, kemudian Coblong, Batununggal, Rancasari, Buahbatu, Andir, Arcamanik, Bandung Kidul, Sukajadi, Sukasari, dan Ujung Berung.
Menurut Ema, para pimpinan di wilayah Kecamatan termasuk Camat di wilayah kasus COVID-19 tinggi itu bisa mulai berkoordinasi untuk menyiapkan karantina wilayah.
Apabila sudah siap menerapkan karantina wilayah dengan memastikan mobilitas masyarakat terkendali, maka menurutnya keputusan dari Wali Kota akan keluar.
"Ini yang pernah kita lakukan saat PSBMK (pembatasan sosial berskala mikro kecil) di Cidadap dan Bandung Kulon," kata Ema.
Baca juga: Pemkot Bandung prioritaskan zona merah dalam terapkan karantina lokal
Baca juga: Pemkot Bandung masih kaji rencana penerapan karantina lokal
Baca juga: Kota Bandung tunggu hasil kajian ahli soal karantina wilayah