Bandung, 15/6 (ANTARA) - PT Bank Jabar Banten Tbk melakukan penawaran umum saham perdana atau "initial public offering" dengan melepas maksimal 20 persen saham baru ke publik.
"Jika minat pasar sangat kuat, dimungkinkan Bank Jabar Banten melepas sahamnya sampai 30 persen, sedangkan persetujuan pemegang saham pendiri melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Maret 2010 menyutujui pelepasan saham maksimal 40 persen," kata Direktur Utama PT Bank Jabar Banten (BJB) Agus Ruswendi dalam siaran pers-nya yang diterima di Bandung, Selasa.
Ia menyebutkan dana hasil "initial public offering" (IPO) digunakan untuk ekspansi kredit dan memperkuat modal kerja.
Bank Jabar Banten "go public" dengan melepas saham baru seri B sebanyak 1.812.154.500 saham, dengan nilai nominal Rp250 per saham.
Setelah masa penawaran, jumlah saham perseroan menjadi 9.084.373.166 saham, yang terdiri dari saham seri A sebanyak 7.272.218.666, dan seri B sebanyak 1.812.154.500 saham, termasuk saham program EMSA sebanyak 181.215.000.
Bertindak sebagai penjamin emisi adalah PT Bahana Securities dan PT CIMB Securities Indonesia
"Dana IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit termasuk sektor usaha menenganh kecil dan mikro (UMKM) sebesar 80 persen, perluasan jaringan kantor sebesar 10 persen, dan pengembangan teknologi Informasi 10 persen," kata Agus Ruswendi.
Kredit Bank Jabar Banten selama ini masih didominasi kredit konsumsi yang memberikan kontribusi sekitar 75 persen dari total portofolio.
Sedangkan sisanya merupakan kredit produktif untuk UMKM dengan produk unggulan Kredit Mikro Utama. Ke depan porsi kredit UMKM akan dipacu guna menggerakan sektor riil.
Dirut BJB menyebutkan sejak diluncurkan pada 2006, Kredit Mikro Utama tumbuh pesat dengan CAGR periode 2007-2009 sebesar 165 persen. Pada 2009 Kredit Mikro Utama menyumbang sekitar 16,7 persen dari kredit produktif, atau 4,1 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan.
Pertumbuhan Kredit Mikro Utama memberikan harapan atas pertumbuhan kredit di masa depan, mengingat potensi pertumbuhan kredit UMKM di regional Jawa Barat dan Banten maupun nasional masih sangat besar.
Saat ini nilai kredit yang disalurkan masih relatif kecil dibandingkan nilai Investasi UMKM dengan rasio rata-rata jumlah kredit UMKM terhadap nilai Investasi UMKM untuk wilayah Jawa Barat dan Banten sebesar 34,3 persen, sedangkan nasional 55,4 persen. Adapun rasio kredit terhadap nilai investasi UMKM sebesar 7,9 persen.
Pada 2010, kata Agus Ruswendi Bank Jabar Banten berencana memperluas jaringan kantor dengan membuka enam kantor cabang, 40 kantor cabang pembantu (KCP), 16 kantor kas, lima Kas Mobil, pembukaan 199 ATM, empat unit layanan, dan satu layanan "weekend banking".
IPO Bank Jabar Banten diperkirakan akan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 29 Juni 2010.
Masa penawaran awal ("bookbuilding") akan dilangsungkan pada 14 Juni- 23 Juni 2010, masa penawaran umum dijadwalkan 1 Juli - 2 Juli 2010, serta 5 Juli 2010, dan diharapkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2010.
Sementara itu, pada 2009 laba bersih Bank Jabar Banten Rp709 miliar, atau naik dibanding 2008 sebesar Rp542 miliar.
Jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp23,7 triliun, atau naik dibanding 2008 sebesar Rp18,3 triliun, dengan nilai kredit Rp19,6 triliun, atau naik dibanding 2008 sebesar Rp16,4 triliun.
Pendapatan bunga pada 2009 tercatat Rp3,945 triliun, atau naik dari 2008 sebesar Rp3,079 triliun.
Sedangkan pendapatan bunga bersih mencapai Rp2,103 triliun, atau naik dari sebelumnya Rp1,826 triliun.
Sementara itu, jumlah aset senilai Rp32,4 triliun dengan ekuitas Rp3,1 triliun, atau naik dari 2008 masing-masing sebesar Rp26 triliun dan Rp2,5 triliun.***2***
Syarif A