Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpotensi menguat di tengah penantian pasar terhadap pengumuman kebijakan The Fed.
Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.055 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.065 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan, menjelang pengumuman hasil rapat moneter bank sentral AS The Fed, dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar lainnya.
"Pasar kemungkinan mengantisipasi kemungkinan bank sentral AS akan memberikan pernyataan yang mendukung kebijakan suku bunga rendah dalam jangka waktu yang lebih lama untuk membantu pemulihan ekonomi AS. Sikap The Fed ini bisa menekan dolar AS," ujar Ariston.
Dolar cenderung melemah terhadap mata uang utama lainnya ketika pasar menunggu komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell, yang kemungkinan akan memperbarui komitmen untuk kebijakan ultra-longgar.
Imbal hasil obligasi yang kenaikannya telah mendukung dolar pada awal tahun ini, turun semalam di tengah kehati-hatian tentang ukuran akhir dan potensi penundaan rencana stimulus fiskal Presiden AS Joe Biden sebesar 1,9 triliun dolar AS.
"Rupiah bisa menguat hari ini karena sentimen tersebut. Tapi di sisi lain, kekhawatiran peningkatan kasus covid bisa membatasi penguatan," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Pada Selasa (22/1) lalu, rupiah ditutup melemah 42 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.065 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.023 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Rabu pagi menguat 10 poin
Baca juga: Kurs rupiah melemah seiring pasar pantau rencana stimulus AS
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah dipicu kekhawatiran kasus COVID-19