Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan diprediksi melemah seiring koreksi bursa saham Asia.
IHSG dibuka menguat 5,68 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.419,57. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,15 poin atau 0,11 persen ke posisi 1.012,36.
"Secara sentimen, IHSG berpotensi kembali tertekan di akhir pekan," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Jumat.
Investor terus bertaruh pada paket stimulus lain dari Presiden AS Joe Biden untuk melawan dampak ekonomi dari meningkatnya kasus COVID-19.
Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde memperingatkan pandemi COVID-19 terus menimbulkan risiko serius setelah pembuat kebijakan memilih untuk terus memompa jumlah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya ke dalam perekonomian.
Dari komoditas, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,2 persen ke level 53,01 dolar AS per barel. Minyak sawit mentah atau CPO naik 1,92 persen ke level 3.283 ringgit per metrik ton, sedangkan batu bara turun 0,36 persen ke level 83,4 dolar per metrik ton. Harga tambang logam seperti timah naik 1,42 persen dan Nikel naik 1,03 persen.
Indeks saham Jepang membuka perdagangan dengan melemah. Indeks Nikkei dan Topix turun dari level tertinggi sepanjang masa karena investor menilai pendapatan. prospek stimulus dan meningkatnya kasus COVID-19 menjadi alasan.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 97,36 poin atau 0,34 persen ke 28.659,5, indeks Hang Seng turun 99,76 poin atau 0,33 persen ke 29.828, dan indeks Straits Times terkoreksi 18,79 atau 0,62 persen ke 2.998,36.
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring meredanya euforia pelantikan Biden