Cirebon, 16/5 (ANTARA) - Petugas sensus dari Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, Jawa Barat, melakukan pendataan penduduk tunawisma yang tinggal di trotoar, emper toko, stasiun dan bantaran sungai, hinga semalam suntuk.
Kepala BPS Jawa Barat, Lukman Ismail yang ikut memantau
jalannya pendataan penduduk tunawisma tersebut, Minggu mengatakan kegiatan yang serentak dilakukan se-Indonesia ini sengaja digelar pada malam hari dengan tujuan untuk memudahkan pendataan karena biasanya para tunawisma tersebut sedang istirahat dan berkumpul.
"Prinsipnya seluruh warga Indonesia harus didata dan diusahan tak ada satu orang pun yang terlewat termasuk tuna wisma. Mengingat para tuna wisma ini biasanya nomadden, maka pendataannya dilakukan pada malam hari," kata Lukman, Minggu.
Menurut Lukman, pendataan masyarakat tunawisma tersebut serentak
diadakan se-Indonesia satu kali ini saja pada pukul 00.00 WIB hingga
pukul 06.00WIB. Namun demikian, Lukman mengharapkan petugas pencatat
dapat bekerja dengan baik dan dapat mendata seluruh penduduk tuna
wisma yang ada di Kota Cirebon.
Diakuinya, pihaknya mengalami beberapa kendala saat pendataan
diantaranya banyak gelandangan yang berusaha kabur saat didatangi
petugas karena mengira sedang ada razia.
"Namun kami berusaha memberi pengertian kepada para tunawisma tentang keberadaan kami," kata Lukman.
Sementara itu Kasi Statistik Sosial BPS Kota Cirebon Ujang Mauludin mengatakan jumlah petugas yang diturunkan untuk pendataan penduduk tunawisma di lima kecamatan sebanyak 12 orang petugas dari BPS didampingi oleh petugas Satpol PP dan kepolisian.
"Kami bentuk lima tim yang akan mendata para tuna wisma di lima
kecamatan. Meskipun jumlahnya terbatas namun kami berusaha semaksimal
mungkin agar seluruhnya bisa terdata," kata Ujang.
Selanjutnya kata Ujang data sensus tersebut akan direkap dan dihitung pada hari ini untuk mengetahui jumlah total para tuna wisma yang tinggal di Kota Cirebon seluruhnya.
Berdasarkan pantauan sejumlah tunawisma di Kota Cirebon memanfaatkan sejumlah tempat fasilitas umum sebagai tempat tinggal seperti pasar, stasiun, bantaran sungai bahkan pos polisi.
Pardi (61) salah seorang tunawisma asal Pemalang Jawa Tengah yang
didapati petugas di gubuknya yang terbuat dari kardus bekas di
bantaran Sungai Sukalila di Jl Kali Baru, Kota Cirebon mengaku kaget
saat didatangi petugas sensus dan mengira sedang ada razia.
"Awalnya saya kira sedang ada razia dan sudah pasrah kalau tempat
tinggal saya dibongkar lagi. Tapi ternyata sedang ada sensus," kata
Pardi yang sudah dua tahun tinggal di rumah kardus dan menggantungkan
hidup dari mengumpulkan rongsokan bersama istri.
(T.Y003/B/M019/M019) 16-05-2010 16:48:53