Tasikmalaya, 16/5 (ANTARA) - Petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terpaksa bekerja dan melakukan pendataan penduduk saat tengah malam, terutama untuk bisa bertemu warga tuna wisma atau gelandangan dan orang gila.
Kepala BPS Kota Tasikmalaya, Dodi Mulyadi yang memimpin langsung pendataan penduduk tuna wisma pada Sabtu(15/5) tengah malam, mengaku cukup puas atas kerja petugas pendata untuk mendapatkan data valid.
Petugas harus menelusuri lorong-lorong di Kota Tasikmalaya yang biasa dijadikan tempat persinggahan dan tempat tidur para gelandangan dan orang gila.
"Target kita seluruh warga negara terdata, termasuk gelandangan atau yang tidur dijalanan karena tidak memiliki rumah dan bahkan orang gila," kata Dodi didampingi kepala seksi sosial statistik, Dedi.
Pendataan penduduk tuna wisma yang digelar serempak se-Indonesia itu petugas BPS mendata sejumlah orang gila yang berada disejumlah tempat di Kota Tasikmalaya.
Pendataan penduduk tuna wisma di Kota Tasikmalaya dibagi dua tim melibatkan aparat keamanan TNI AD, Polri dan Satpol PP serta petugas dinas sosial pemerintah setempat melakukan penyisiran disetiap ruas jalan di Kota Tasikmalaya.
"Kami lakukan pendataan secara mobile, diupayakan jangan sampai ada yang terlewat, karena mereka baik orang gila maupun gelandangan juga penduduk Indonesia," katanya.
Sementara itu pendataan penduduk tuna wisma dan orang gila diawali dikawasan masjid agung Tasikmalaya, kemudian petugas yang terbentuk dalam tim disebar kebeberapa titik lokasi.
Kata Dodi pendataan penduduk khusus tuna wisma terpaksa
dilakukan tengah malam menjelang pagi ketika sedang tertidur sebagai cara mudah untuk mencari dan mendatanya.
"Meskipun ada kendalanya juga, karena kalau orang yang sedang tidur dibangunkan biasanya suka kaget bahkan bingung, tapi kami tetap berusaha agar mau didata," katanya.
Di masjid agung Tasikmalaya petugas menemukan tiga orang yang sedang tertidur dilantai masjid luar, bahkan di jalan HZ Musfota petugas mendapatkan orang sedang tidur disebuah kios dalam keadaan mabuk.
Bahkan beberapa orang yang bukan gelandangan sempat dimintai keterangan petugas.
Pendataan sensus tengah malam itu mengundang perhatian masyarakat memperhatikan kegiatan petugas BPS yang didampingi petugas kepolisian menggunakan kendaraan mobil ranger.
Lokasi pendataan tuna wisma dilakukan dititik pasar tradisional seperti Pancasila, Cikurubuk, Padayungan, pasar Wetan serta stasiun Tasikmalaya.
Selain itu, kawasan lapangan Dadaha, stasiun Tasikmalaya, tinggal dibawah jembatan didata secara lengkap identitas penduduk tersebut.
"Saya berusaha agar penduduk tidak punya tempat tinggal terdata, karena kalau tidak terdata rugi, dan kita tidak tahu berapa jumlah gelandangan di Kota Tasikmalaya," kata Dodi.
(U.KR-FPM/B/M019/M019) 16-05-2010 08:03:05