Jakarta (ANTARA) - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa untuk memberangkatkan para anggotanya ke Suriah, kelompok teroris Jamaah Islamiyah merogoh kocek hingga Rp300 juta.
Informasi tersebut didapat dari pengakuan salah satu pelatih Sasana Bela Diri Ungaran yakni Joko Priyono alias Karso yang saat ini berstatus narapidana.
"Yang bersangkutan (Karso) menyampaikan (biaya) sekitar Rp300 juta untuk sekali keberangkatan ke Suriah. Itu untuk 10 orang hingga 12 orang," kata Irjen Argo di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin.
Dana tersebut didapat dari infaq dan iuran para anggota JI. Ada sekitar 6.000 anggota JI yang aktif hingga saat ini.
Mereka biasanya menyisihkan sedikitnya Rp100 ribu per bulan untuk kelompok JI.
Bahkan tidak sedikit dari anggota JI tersebut yang bersedia merogoh kocek dalam-dalam demi JI.
"Kalau seumpamanya dia (anggota Ji) mengirimkan Rp100 ribu dikali 6.000 orang berarti sudah Rp600 juta. Tapi banyak yang kirim Rp10 juta, Rp15 juta, Rp25 juta. Bervariasi," ungkap Argo.
Dana yang diperoleh JI ini dikumpulkan untuk membiayai kebutuhan pelatihan bela diri di dalam negeri dan pengiriman anggotanya ke Suriah. Kemudian sebagian dana disimpan untuk digunakan membiayai rombongan selanjutnya ke Suriah.
JI diketahui mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta per bulan untuk memberikan pelatihan bela diri dan merakit bom bagi para anggotanya.
Untuk satu angkatan yang dilatih di Sasana Bela Diri di Ungaran kabupaten Semarang, Jawa Tengah, berlangsung selama enam bulan.
"Setiap bulan itu mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta untuk bayar pelatih, makan selama pelatihan, beli obat-obatan dan sebagainya," papar Argo.
Baca juga: BNPT: Teroris halalkan segala cara himpun dana untuk aksinya
Baca juga: Polri sebut JI galang dana dari masyarakat karena kesulitan keuangan