Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, menyiagakan seribuan Relawan Tangguh Bencana (Retana) untuk mengantisipasi dan segera melakukan evakuasi warga jika melihat tanda alam akan terjadinya bencana dan mengimbau nelayan di pantai selatan untuk tidak melaut hingga satu pekan ke depan.
Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan di Cianjur Senin, mengatakan tingginya curah hujan berdampak pada terjadinya bencana alam mulai dari longsor, banjir dan pergerakan tanah di sebagian besar wilayah di Cianjur yang masuk dalam zona merah bencana di Jawa Barat.
"Kami siagakan seribuan lebih relawan di masing-masing kecamatan untuk siaga 2X24 jam sebagai upaya cepat tanggap bencana yang dapat terjadi kapapun tanpa dapat diprediksi. Khusus untuk wilayah rawan yang sejak satu bulan terakhir, dilanda pergerakan tanah di selatan Cianjur, untuk segera mengungsi jika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari 4 jam," katanya.
Sedangkan untuk nelayan di pantai selatan Cianjur, diimbau untuk tidak melaut hingga satu pekan ke depan karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang dapat mengancam keselamatan. Bahkan warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai untuk mengungsi ke tempat aman.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi puncak La Nina yang diperkirakan akan melanda sebagian besar pesisir pantai selatan Jabar, dimana diperkirakan tinggi gelombang akan melebihi rata-rata disertai angin kencang, sehingga dapat mengancam nelayan dan perkampungan warga sekitar.
"Kewaspadaan terus ditingkatkan, mereka yang tinggal di bibir pantai, sudah kami imbau melalui Retana untuk mengungsi sementara, sebagai upaya antisipasi terjadinya puncak La Nina yang berdasarkan perkiraan BMKG akan terjadi di penghujung tahun," katanya.
Sementara ratusan nelayan di pantai selatan Cianjur, sejak satu pekan terakhir sudah berhenti melaut karena gelombang tinggi disertai cuaca ekstrem. Sebagian kecil beralih profesi menjadi buruh tani atau kuli serabutan untuk menutupi kebutuhan dapur sehari-hari.
"Sebagian besar nelayan mendaratkan perahu, agar tidak rusak dihantam gelombang atau terbawa arus. Untuk kegiatan sehari-hari sejak satu pekan terakhir, nelayan memilih memperbaiki perahu atau jaring yang akan dipakai melaut kembali setelah cuaca kembali normal," kata Rahmat, nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun.
Baca juga: BPBD Cianjur: Sebagian besar korban longsor di Sukabungah sudah pulang ke rumah
Baca juga: Akibat jembatan ambruk, puluhan kepala keluarga di Cianjur terisolasi
Baca juga: BPBD Cianjur koordinasi tangani tebing rawan longsor