Bandung (ANTARA) -
Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Ahmad Dofiri bukan merupakan sosok yang baru di lingkungan Polda Jawa Barat setelah ia dilantik untuk mengisi jabatan pimpinan kepolisian di wilayah provinsi terpadat di Indonesia.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1989 itu, pada Senin (16/11), dipilih oleh Kapolri Jenderal Pol Idham Azis untuk menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat melalui Surat Telegram Khusus (TK) Kapolri Nomor ST/3222/XI/Kep./2020 menggantikan Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
Pria kelahiran Indramayu, Jawa Barat, 4 Juni 1967 tersebut juga merupakan lulusan terbaik Akpol, peraih titel Adhi Makayasa. Sehingga ia ditunjuk untuk langsung berdinas di Polda Metro Jaya sebagai Kanit Resintel Polsekta Tangerang pada tahun 1990.
Setelah 17 tahun berselang, dirinya ditunjuk sebagai Kapolres Bandung pada 7 Juli 2007. Ahmad Dofiri sendiri merupakan kapolres ketiga sejak berdirinya Polres Bandung pada 24 Februari 2004 silam.
Selama menjadi Kapolres Bandung, Ahmad Dofiri bersama jajarannya cukup sukses membuat wilayah Kabupaten Bandung kondusif. Salah satunya, timnya pada saat itu berhasil mengungkap kasus ganja sebanyak 100 kilogram.
Selepas ia menjabat sebagai pimpinan Polres Bandung, ia pun langsung ditunjuk menjadi Wakapolwiltabes Bandung pada 27 Februari 2009. Tak lama berselang, ia juga diangkat menjadi Kapoltabes Yogyakarta di tahun yang sama.
Setelah itu, berbagai jabatan strategis lainnya pernah ia isi. Mulai dari Kabag Kermadagri Robangpers SDE SDM Polri (2010), Koorspripim Polri (2010), Analis Kebijakan Madya bidang Binkar SSDM Polri (2012), dan Wakapolda DIY (2013).
Tiga tahun berselang, akhirnya diangkat jabatannya sebagai Kapolda Banten pada tahun 2016. Dalam waktu yang singkat di tahun yang sama, ia juga ditunjuk sebagai Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selama ia menjabat sebagai Kapolda DIY, ia disibukkan dengan menumpas aksi 'klitih' yang meresahkan masyarakat. 'Klitih' sendiri merupakan aksi kejahatan jalanan yang kerap dilakukan oleh para remaja yang masih bersekolah.
Sehingga, ia juga akhirnya meminta seluruh orang tua memberikan perhatian dan pengawasan penuh kepada anak-anaknya. Kemudian ia juga memerintahkan seluruh jajarannya lebih rajin melakukan patroli dan razia di malam hari.
"Jadi, untuk memecahkan masalah `klitih` ini tidak semata-mata dengan razia dan patroli, tetapi perlu peran bersama semua pihak, baik orang tua maupun sekolah," kata Ahmad Dofiri yang masih berpangkat Brigadir Jenderal Polisi, di Yogyakarta, Kamis (16/3/2017) lalu.
Selain kasus 'klitih', Dofiri juga menangani kasus berita bohong atau hoaks yang mencatut nama Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengkubuwono X yang juga Gubernur DIY.
Di masa jabatannya pula, Polda DIY berganti status dari Polda Tipe B menjadi Polda dengan Tipe A. Sehingga pucuk pimpinan Polda DIY kini mengharuskan perwira tinggi polisi dengan pangkat bintang dua.
Setelah ia selesai menjabat sebagai Kapolda DIY, dia diangkat dalam jabatan baru sebagai Asisten Logistik (Aslog) Kapolri. Pangkatnya pun berubah dari bintang satu (Brigjen), menjadi bintang dua (Irjen) pada 2019.
Lalu pada November 2020, ia ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Barat. Pergantian jabatan Kapolda Jawa Barat itu juga disebabkan oleh adanya kerumunan Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor.
Akibatnya Kapolri Jenderal Idham Azis menyatakan Irjen Rudy Sufahriadi tidak mematuhi perintah soal penegakan aturan protokol kesehatan COVID-19. Sehingga Rudy yang merupakan mantan Kepala Korps Brimob Polri itu diganti dengan istilah dicopot dari jabatannya oleh Kapolri.
Baca juga: Kapolri resmi lantik Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar yang baru
Baca juga: Polda Jateng perintahkan jajarannya tindak tegas kelompok intoleran