Trump kalah Pilpres, rakyat Palestina senang
Minggu, 8 November 2020 16:56 WIB
Ramallah (ANTARA) - Kepergian Presiden Amerika Serikat Donald Trump dari Gedung Putih akan melegakan rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel, kata para pemimpin Palestina, Minggu.
Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintahan Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.
"Bagi kami, ini sebuah keuntungan dari lengsernya Trump. Namun, kami tidak memperkirakan akan ada perubahan strategis yang esensial dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina," ia melanjutkan.
Anggota senior Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyerukan penyesuaian ulang dari AS.
Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, merasa senang dengan hasil pemilu AS. Menurutnya, Trump merupakan peradaban presiden Amerika terburuk yang ditemui di zaman modern.
"Trump merusak hubungan dan politik internasional. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad ini' merupakan hal terburuk yang dilakukannya bagi rakyat Palestina," katanya.
Gerakan Mujahidin, bagian dari perlawanan Palestina, turut mengomentari hasil pemilu AS dan menyebutkan kejatuhan Trump sama dengan ambruknya seluruh sistem yang mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina.
Israel menduduki wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada 1967.
Rakyat Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu menjadi bagian dari pembentukan negara Palestina pada masa depan.
Baca juga: Warga Palestina yang ditahan Israel mengakhiri mogok makan setelah 103 hari
Baca juga: PM Israel Netanyahu ucapkan selamat kepada Joe Biden
Sumber: Anadolu
Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintahan Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.
"Bagi kami, ini sebuah keuntungan dari lengsernya Trump. Namun, kami tidak memperkirakan akan ada perubahan strategis yang esensial dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina," ia melanjutkan.
Anggota senior Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyerukan penyesuaian ulang dari AS.
Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, merasa senang dengan hasil pemilu AS. Menurutnya, Trump merupakan peradaban presiden Amerika terburuk yang ditemui di zaman modern.
"Trump merusak hubungan dan politik internasional. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad ini' merupakan hal terburuk yang dilakukannya bagi rakyat Palestina," katanya.
Gerakan Mujahidin, bagian dari perlawanan Palestina, turut mengomentari hasil pemilu AS dan menyebutkan kejatuhan Trump sama dengan ambruknya seluruh sistem yang mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina.
Israel menduduki wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada 1967.
Rakyat Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu menjadi bagian dari pembentukan negara Palestina pada masa depan.
Baca juga: Warga Palestina yang ditahan Israel mengakhiri mogok makan setelah 103 hari
Baca juga: PM Israel Netanyahu ucapkan selamat kepada Joe Biden
Sumber: Anadolu