Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat, siap menerjunkan tim medis untuk menelusuri kemungkinan penyebaran wabah COVID-19 terhadap warga yang menjadi korban keracunan makanan karena mereka berasal dari kerumunan di hajatan sehingga dikhawatirkan mengalami penularan virus.
"Di sini berkerumun, ada dampak lain, karena itu saya minta dilakukan penelusuran," kata Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf saat meninjau pasien korban keracunan makanan di Puskesmas Mangkubumi, Jumat.
Ia menuturkan musibah keracunan yang diduga dari makanan di acara hajatan itu menimpa 197 warga Kecamatan Mangkubumi dari berbagai kalangan usia.
Menurut dia, banyaknya korban yang dirawat memicu terjadinya kerumunan orang sehingga dikhawatirkan terjadi penularan wabah COVID-19 di tempat itu.
Kekhawatiran itu, perlu diantisipasi untuk mengetahui kondisi kesehatan warga yang sebelumnya berkerumun itu berpotensi terpapar wabah COVID-19, jika ditemukan kasus positif maka secepatnya ditangani agar tidak menularkan lagi.
"Saya minta mereka kalau sudah pulang harus ditelusuri," katanya.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari menambahkan petugas kesehatan masih terus menangani korban keracunan yang datang sehari sebelumnya, bahkan ada juga pasien yang baru datang.
Hingga saat ini, belum ada pasien yang kritis. Umumnya hanya menderita dehidrasi sedang, sementara pasien hang dirujuk karena usianya balita dan lanjut usia.
"Belum ada pasien yang dalam kondisi kritis, jadi belum ada yang sampai mengancam nyawa," katanya.
Sementara itu, korban keracunan tercatat sebanyak 197 orang, terdiri dari 25 orang usia balita, 56 anak-anak, 98 pasien dewasa, dan 18 lansia.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya tanggung biaya medis korban keracunan
Baca juga: Puluhan warga Cianjur korban keracunan sudah dipulangkan
Baca juga: Puluhan warga Cianjur keracunan usai santap nasi kotak