Cianjur, Jaw Barat (ANTARA) - Stok pupuk bersubsidi anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kujang di gudang Cianjur, Jawa Barat, masih memadai untuk memenuhi kebutuhan petani di seluruh kabupaten tersebut.
Account Executive Pupuk Kujang Wilayah Cianjur Geugeu Sudewi saat dihubungi di Cianjur, Jabar, Jumat, mengatakan stok pupuk jenis urea, ponska, dan organik yang tersedia saat ini di gudang lini 3 sangat mencukupi untuk kebutuhan petani di wilayah Cianjur.
Namun, lanjutnya, sistem kuota yang dilakukan pemerintah membuat pihaknya belum bisa menyalurkan pupuk tersebut.
"Kuota yang disediakan pemerintah untuk penyaluran per satu tahun sudah habis di bulan Juli, yakni 25 ribu ton untuk urea dan 22 ribu untuk ponska, sehingga penyaluran tidak dapat lagi dilakukan sambil menunggu kebijakan dari pemerintah. Kalau kami salurkan tidak ada yang membayar," katanya.
Ia menjelaskan saat ini, stok yang tersedia di tiga gudang milik Pupuk Kujang di Cianjur, untuk pupuk jenis urea sebanyak 2.653 ton, ponska 1.771 ton, dan organik sebanyak 372 ton.
Pada 2020, ungkap dia, alokasi pupuk bersubsidi termasuk di Cianjur dikurangi pemerintah, sehingga berdampak terhadap kebutuhan petani yang tidak seimbang dan terjadi kelangkaan, meski pihaknya sudah menyiapkan stok yang cukup.
"Tahun lalu, alokasi Cianjur untuk urea sebanyak 35 ribu ton, ponska 25 ribu ton, dan organik 20 ribu ton. Tahun ini dikurangi hingga puluhan ribu ton, sehingga terjadi kelangkaan di tingkat petani yang setiap tahun alokasi Cianjur aman di angka 35 ribu ton urea," katanya.
Ia menuturkan, Pupuk Kujang siap menyalurkan kembali pupuk bersubsidi setelah mendapat petunjuk dari pemerintah pusat dan daerah. Kebutuhan petani biasanya untuk sekali musim tanam menggunakan urea sebanyak 8.000 ton.
"Untuk alokasi aman per satu tahun, Cianjur membutuhkan 35 ribu ton pupuk urea dan 25 ribu ton jenis ponska. Tercatat alokasi urea tahun ini sudah habis di bulan Juli sebanyak 24.207 ton," katanya.
Sementara petani di sejumlah wilayah di Cianjur, sejak satu bulan terakhir kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi untuk tanaman padi.
Bahkan, mereka terpaksa membeli dari sejumlah kelompok tani yang masih memiliki stok.
"Baru tahun ini, kami kesulitan mendapatkan pasokan pupuk, katanya kosong tapi kami lihat di gudang pupuk, stoknya masih banyak. Alasan dari distributor atau agen yang kami temui, kuota untuk penyaluran sudah habis dari pemerintah," kata Hasmi, petani di Kecamatan Karangtengah.
Ia berharap kuota pupuk subsidi untuk petani kembali ditambah karena saat musim tanam ketiga, padi yang baru tumbuh sangat membutuhkan pupuk.
"Jangan sampai hasil panen kami gagal karena kekurangan pupuk, harapan kami pemerintah mengembalikan kuota ke asal agar petani tidak kesulitan," katanya.
Baca juga: Realisasi distribusi pupuk subsidi di Cianjur capai 4500 ton/bulan
Baca juga: Pemkab Cianjur tunggu SK Gubernur terkait alokasi pupuk subsidi