Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diprediksi bergerak datar usai bank sentral AS The Federal Reserve menahan suku bunga acuan.
Pada pukul 9.22 WIB, IHSG menguat 4,36 poin atau 0,09 persen ke posisi 5.062,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,04 poin atau 0,26 persen menjadi 779,33.
"Kami memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berpotensi flat atau kembali melemah seiring minimnya sentimen. Selain karena langkah The Fed untuk menjaga tingkat bunga rendah menjadi kurang atraktif bagi industri, iklim usaha domestik juga diperkirakan akan mengalami pelemahan pada kuartal-III 2020 ini sebagai efek PSBB Fase-II DKI yang terutama akan menekan sektor retail dan food & beverage yang sudah mulai menguat beberapa bulan terakhir," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis.
Pasar saham AS ditutup bervariasi. The Fed mengindikasikan masih akan menjaga level suku bunga rendah hingga 2023 mendatang, selain juga untuk mengejar target inflasi 2 persen.
Dari sisi regional, neraca perdagangan Jepang per Agustus 2020 tercatat surplus 248,3 miliar yen atau naik signifikan dibandingkan Juli 2020 yang surplus 10,9 miliar yen.
Sementara itu, harga minyak WTI berada pada level 40,1 dolar AS per barel, dengan Brent 42,2 dolar AS per barel, serta emas 1.965 dolar AS per troy ons.
Dari domestik, hari ini akan ada rilis data suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Day Reverse Repo Rate dengan perkiraan konsensus stabil di level 4 persen.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 155,72 poin atau 0,66 persen ke 23.319,81, indeks Hang Seng turun 303,37 poin atau 1,23 persen ke 24.422,26, dan indeks Straits Times menguat 5,17 atau 0,21 ke 2.510,32.
Baca juga: IHSG Kamis pagi dibuka menguat 0,47 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring aksi jual asing
Baca juga: IHSG BEI menguat jelang pengumuman hasil rapat The Fed