Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian mendapatkan anggaran belanja tambahan (ABT) sebesar Rp1,72 triliun pada 2020 ini dari pagu anggaran tahun ini yang telah ditetapkan mencapai Rp14,05 triliun.
Dalam rapat kerja Komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memaparkan anggaran tambahan tersebut dialokasikan antara lain untuk dukungan swasembada gula, hingga pengembangan food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah.
"Anggaran belanja tambahan sebesar Rp1,72 triliun yang dialokasikan untuk kegiatan dukungan swasembada gula sebesar Rp137,39 miliar," kata Mentan Syahrul dalam rapat kerja yang dilaksanakan di Komisi IV DPR Jakarta, Senin.
Mentan merinci anggaran belanja tambahan tersebut juga dipergunakan untuk dukungan antisipasi kekurangan pangan akibat COVID-19 sebesar Rp1,45 triliun. Rinciannya adalah pengembangan proyek lumbung pangan seluas 30.000 hektare (ha) di Kalteng dengan anggaran mencapai Rp221,98 miliar.
Kemudian, antisipasi kekurangan pangan juga mencakup perluasan areal tanam baru (PATB) di 18 provinsi pada komoditas padi seluas 250.000 ha dengan anggaran sebesar Rp1,04 triliun.
Selanjutnya, pengembangan 1.000 desa sapi melalui bantuan sapi pada 5 klaster di 25 desa sebanyak 5.000 ekor dengan anggaran Rp140 miliar; pengembangan food estate hortikultura untuk bawang Merah, bawang putih dan kentang di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dengan anggaran Rp46,3 miliar.
Anggaran tambahan juga dialokasikan untuk percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui kegiatan Padat Karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT) sebesar Rp124 miliar.
"Saat ini sedang dilakukan akselerasi pelaksanaan kegiatan yang sudah dimulai pada awal September 2020, sehingga mulai bulan Oktober depan laporan perkembangan realisasi kegiatan dan keuangan mengacu pada anggaran baru sebesar Rp15,78 triliun sudah dapat dilakukan," kata Mentan.
Baca juga: Reealisasi anggaran Kementan capai 60,43 persen hingga 11 September
Baca juga: Kementan gandeng IPB dan lima universitas kembangkan diversifikasi pangan