Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa mutasi D614G pada virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin untuk menangkal penyakit tersebut.
"Pengaruh dari D614G ini pada intinya tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin karena mutasi ini tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD, receptor-binding domain, yang merupakan bagian dari virus spike yang dijadikan target vaksin," kata Bambang dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Rabu.
"Jadi, artinya upaya pengembangan vaksin Merah Putih maupun vaksin di luar tidak akan terganggu dengan keberadaan mutasi D614G ini," ia menambahkan.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa mutasi memang menyebabkan perubahan pada protein spike virus corona tipe SARS-CoV-2, namun tidak sampai mengganggu RBD virus yang menjadi sasaran vaksin.
"Perubahan yang disebabkan karena mutasi ini walaupun terjadi pada spike protein tapi pada lokasi yang berbeda sehingga receptor-binding domain ini tidak terganggu dan selama vaksin ini ditujukan terhadap RBD maka tidak akan mengganggu kinerja vaksin," katanya.
Bambang mengingatkan masyarakat agar tidak panik berlebihan karena informasi mengenai mutasi yang terjadi pada virus corona, namun tetap waspada penuh dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Menristek pastikan belum ada bukti SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G lebih ganas
Baca juga: Pakar sebut ukuran virus SARS-CoV-2 cukup besar bisa dihambat masker biasa
Baca juga: Eijkman sebut Indonesia kirimkan 22 WGS dari virus corona penyebab COVID-19